Saya nggak pernah mengira bakal punya
suami orang Jawa, apalagi yang punya rumah di Jawa tepatnya di Malang. Bagaimana
pun juga di Balikpapan memang banyak suku Jawa, tapi tidak semua punya kampung
halaman di Jawa.
Oleh karena itu setiap tahun kami
menyempatkan pulang. Kadang, ada dua kali dalam setahun kami bisa pulang,
tergantung harga tiket dan kebutuhan. Adakalanya, ketika kami pergi ke kota A-B
di pulau Jawa, kami juga sempatkan pulang ke Malang.
Rasanya nggak enak nggak mampir, apalagi transportasi antar daerah di Pulau Jawa lebih mudah dibanding Kalimantan.
Rasanya nggak enak nggak mampir, apalagi transportasi antar daerah di Pulau Jawa lebih mudah dibanding Kalimantan.
Saya dan Paksu sudah cukup lama menikah, artinya
kami lebih banyak berduaan hingga perjalanan kami terasa seperti………………………………
sebentar………………
saya mau nulis, seperti ‘orang pacaran’ tapi karena Paksu ini
tipenya kritis-cerdas-tegas jadinya kalau jalan-jalan sama dia udah kayak tugas
dinas.
Jadi sudah berapa kali ya ke Malang? Ya
pokoknya banyak kali deh, nggak cuma kali, sungai juga banyak di Jawa *apasih.
Karena di Malang, dan agak geser dikit ke
Kota Batu –banyak banget tempat wisatanya, jadi tulisan ini juga lebih banyak
wisatanya. Khusus ke tempat saudara, beli sandal putus, nggak akan saya tulis
disini. Lagian jauh-jauh ke Malang beli sandal putus, kayak di Balikpapan nggak
bisa putus aja ya *apalagi sih*
TUGU MALANG DAN LAINNYA
Sebagai ikon kota Malang, hal pertama yang
diajak suami adalah Alun-alun Tugu Kota Malang. Paksu bener-bener menjadi guide saat saya pertama kali ke Malang. Dibanding
sekarang, bunga-bunganya jauh lebih banyak. Dan meski terletak di tengah kota, anginnya
tetap sepoi-sepoi kering, karena sempat juga saya kepanasan. Katanya sih Malang
itu dingin, tapi kata Paksu “itu dulu” sebelum banyak pembangunan dan
pendatang. Saya pikir ada benarnya juga dia. Di sekitar Tugu Malang ini ada
Hotel, Kantor DPRD, Balai Kota yang beberapa bangunan di sekitarnya mirip
sekali dengan bangunan kolonial Belanda.
Sekarang sudah banyak teratainya |
Karena saat itu pertama kalinya kami ke Malang,
sudah jelas dan pasti Paksu lebih banyak mengajak saya ke tempat keluarga dan
kawan-kawannya, yah apalagi kalau bukan buat ngenalin bininya kemana-mana. Kami
juga ke Masjid Jami’, pergi ke mall-mall, toko buku, makanan khasnya dan
lainnya. Masa-masa ini lebih banyak pengenalan Malang daripada serius-khusus
pergi ke tempat wisatanya.
Awal-awal ke Malang, senang banget mampir ke Masjid ini. Apalagi kalau lihat mbak-mbak yang kuliah itu, rasanya mau kuliah lagi :) |
Masjid Jami' Masjid yang berdekatan alun-alun yang saat itu belum sempat kami singgahi. |
Mampir
ke Batu untuk pertama kalinya.
Saya pikir Batu adalah batu, nama benda (stone in English). Jadi, ketika Paksu ngajak
ke Batu (tanpa menyebut kata KOTA), saya kira kami mau pergi ke tempat yang
bernuansa alam atau tugu macam stonehenge
begitu (ngarepnya kejauhan). Ternyata, Batu adalah nama tempat, sebuah Kota di
Jawa Timur yang berdekatan dengan
Malang. Ini pun hasil dari membaca nama-nama toko, karena sesampainya di Batu
saya nggak ngeh kalau kami sudah tiba
di Batu. Paksu nggak bakalan jelasin kalau Batu yang dimaksud adalah sebuah
Kota. Pokoknya saya mesti ngerti dengan sendirinya. Kalau saya tidak salah
mengartikan, Kota Batu masih merupakan bagian dari Malang, tepatnya Malang
Raya. Jadi sebenarnya ada 3 wilayah untuk Malang: Kota Malang, Kabupaten Malang
dan Malang Raya.
Simbol Kota Batu, Apel Batu. Yang ini benar-benar dari batu |
Kota Batu adalah tempat paling menarik
bagi saya. Rasanya kanan-kiri-depan-belakang terdapat gunung. Ada gunung
Arjuna, ada gunung Panderman…. Yang saya nggak ngerti, mau diman pun posisi
kami, Paksu pasti tahu gunung apa gerangan. Sementara saya, paling-paling cuma
nambahin kerutan di jidat aja kalau diminta sebutkan nama gunung anu dan anu, sedangkan
posisi saya berubah-ubah. Udara di Kota Batu ini sejuk dan dingin. Jarak Kota
Batu dengan Malang kira-kira 15 km dari Malang. Nggak jauh kok. Biasanya pagi
kami berangkat, malamnya baru pulang dari Batu. Karena Paksu pasti ngajak
kulineran malam hari yang segar-segar yang berlimpah di sepanjang jalan
alun-alun Kota Batu. Selain segar juga ramah di kantong.
Dua/tiga tahun sebelumnya saat saya berkunjung, alun-alun Kota Batu bukanlah merupakan taman rekreasi semacam ini |
Nggak cuma makanan yang enak-enak yang
berlimpah, di Batu ini juga banjir wisata. Dari wisata alam, hingga buatan. Setelah
beberapa kali ke Batu pun, tidak semua tempat wisata sempat kami kunjungi.
Beberapa tempat tersebut yaitu:
AGROWISATA KUSUMA
Di Agrowisata Kusuma ini ada kebun apel,
bisa petik strawberry, bisa lihat binatang-binatang dan bunga-bunga nan cantik
nian. Saat itu bagi kami HTMnya lumayan juga, tapi asli puas. Nggak berasa ada
ruginya. Di akhir perjalanan kami bisa nyantai di café dan dapat suguhan
segelas jus apel gratis.
Dulu pernah pengen punya kaktus setinggi ini. |
Tahun
selanjutnya saya bisa ajak Ibu dan Acil (Tante),
senang banget rasanya. Mama mertua juga senang banget dengan kedatangan Ibu
saya. Lagi-lagi kami pergi ke Agrowisata Kusuma. Perjalanan ini punya tujuan lain untuk mengobati luka kami berdua setelah saya keguguran.
Sibuk sama rusa |
Cara petik strawberrynya digunting bukan ditarik |
Seingat saya, saat itu Jatim Park 2 baru
selesai dibangun. Dua? Emang ada berapa Jatim Park? Jatim Park ini kayaknya
grup wisata. Kalau Jatim Park 1 bertema rekreasi dan permainan, tapi kami nggak
eksplore lebih di sini. Kami lebih suka ke Jatim Park 2, yang bertema satwa. Selain 1 dan 2, ada pula
Museum Angkut, Batu Night Spectacular, Klub Bunga, Wisata Bahari Lamongan,
Museum Tubuh, Surabaya Carnival dan yang baru-baru ini Predator FunPark.
Seperti saya bilang, nggak semua juga bisa dikunjungi.
Balik ke Jatim Park 2, kami hanya sempat
ke Museum Satwa. Btw, Museum ini adalah museum satwa terbesar di Indonesia.
Eksklusif dan komplit. Hewan yang ada di museum ini adalah hewan asli yang
telah mati (namun bukan hasil perburuan) dan bukan hanya hewan lokal saja.
Lihat saja bangunannya yang megah. Sekali masuk, baterai kamera saya masih
full, belum sampai di luar lagi, baterainya sudah ngejleb habis. Saking luasnya
dan saking nggak puasnya saya jepret-jepret.
Pohon Inn |
Saya lupa kalau di belakang ada white lion -_- |
Kalau makan di Jungle Fastfoodnya bisa sambil ditemani leopard lho |
Awal masuk Museum saya disambut sangkar burung besar lalu ada yang paling besar ini, stegosaurus. |
Di dalam Museum Satwa ini kita bisa membelai-belai.................................... kacanya. Tentu saja, karena hewan-hewan awetan ini diamankan dalam ruang berkaca |
Lukisan dinding disesuaikan dengan habitat satwa, hingga seolah-olah kisah kehidupannya melekat. |
Sampai sekarang saya selalu terkagum-kagum dengan konsep desain bangunannya. Hewan yang ada di Jatim Park 2 ini (baik di Museum Zoo dan Batu Secret Zoo) disesuaikan dengan habitat aslinya. Kita akan merasa berada di situasi sebenarnya.
Semua satwa di Museum ini didatangkan dari 5 benua, termasuk koleksi serangganya |
Sangat cocok untuk rekreasi edukatif |
Selain menghadirkan satwa langka, Museum ini juga menghadirkan replika satwa purba, seperti Mammoth yang ada di belakang saya ini. Jadi ingat Ice Age ya kan |
Duh, tulang ikan di atas itu lho. Apa ya namanya |
Aaaah keingatan To Kill Mockingbird deh ^_^ |
BATU NIGHT SPECTACULAR
Sesuai namanya, BNS –dikenal demikian-
hanya buka saat malam tiba. Di sini banyak aneka permainan dan garden. BNS
memang luas, tapi tidak teramat luas. Dalam satu malam cukup kok untuk
mengeksplor. Oya, di BNS juga ada Cinema 4D. Karena saat itu masih baru, movienya cuma 3 (atau 2 saja, saya
lupa). Terus saya naik komidi putar, hmmm… agak lupa juga sih nyobain apa aja.
Tapi yang paling saya ingat, kami naik mouse coster. Buat saya, mouse coaster
itu seru tapi nggak bikin puas. Cepat banget selesainya. Mana ada saya
teriak-teriak kayak yang lain. Sementara buat Paksu, mouse coaster itu
nyebelin, ngagetin dan bikin tobat. Pas tahu Paksu nggak doyan, saya senang
banget.
Saya-langsung-yakin-itu-adalah-malam-terindah-bagi-saya
:D
COBAN RONDO
Coban berarti air terjun. Sedang Rondo
berarti janda. Bener kan? Seingat saya ada sejarahnya ditorehkan sebagai info
untuk pengunjung di sekitar lokasi, tentang pasangan pengantin yang baru saja
menikah namun perempuannya harus menjadi janda.
Untuk ke lokasi ini, jalannya cukup
berliku. But it’s really fun. Paksu
jagoan banget kalau di atas motor. Soalnya kami selalu pakai motor butut kalau
di Malang, bisa dibayangkan jalan menanjak dan berliku yang seharusnya bisa
bikin motor gempor, but so far syukur banget nggak ada apa-apa.
Kebun Binatang Mini di sekitar Coban Rondo (Hiii, gajahnya habis.... btw, ini termasuk disturbing picture nggak ya?) |
Sebelum mampir ke air terjun sebenarnya
kami mampir melihat aneka satwa. Itu pun nggak disengaja. Manalah saya tahu ada
kebun binatang mini. Sebenarnya, di sekitar wana wisata Coban Rondo ini banyak
wisata lain dan outbond. Tapi, karena kami fokus mau ke Coban Rondo, ya udah
lihat satwa sebentar lalu melipir ke air terjun.
Coban Rondo |
Suer, dingin! |
SELECTA
Apa yang menarik di Taman Wisata Selecta?
Apa yang menarik di Taman Wisata Selecta?
B.U.N.G.A
Ini bagi saya lho. Menurut saya,
apa-aja-ada di Selecta. Ada waterboom, kolam renang, sky bike, cinema 4D,
perahu ayun, dan saya suka taman bunganya serta hewannya.
Selamat datang di Selecta |
Masya Allah ikan di sini lho cantik-cantik |
Angin segar, taman yang indah ada di Selecta |
Kolam renang dewasa |
Paksu dan Hortensia |
Dimana-mana bunga |
Dimana-mana marigold |
Kalau rajin jalan-jalan ke bagian atas Selecta beginilah pemandangan sebelah luarnya |
Sedangkan ini Selecta dilihat dari atas |
Saya dan Paksu
seperti orang yang punya niat bikin taman kayak di Selecta juga kapan-kapan,
maka kami pun mengitari Selecta persis dari awal masuk sampai ke bukit-bukitnya
sampai ke Mushalla di ujung. Nggak ada satu pun permainan yang kami cicipi.
Benar-benar kurang kerjaan lho.
Terus udah hapal berapa luasnya?
NGGAK
Pada akhirnya saya berpikir ke Selecta itu
melelahkan.
CANGAR
Yang paling terkenal di Cangar ini adalah
pemandian air panasnya. Cangar sendiri merupakan nama dusun di Desa Tulungrejo,
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Saya kurang paham kami lewat dari arah mana dari
Kota Batu. Saya juga mengabaikan kami mau apa dan tujuannya apa, karena
sepanjang jalan lokasinya menyenangkan sekali. Ada gunung yang terlihat dari
dekat dan itu menimbulkan efek syahdu. Saya minta berhenti beberapa kali sama
Paksu. Pengen mandangin dan motret-motret saja. Rasanya nggak usah ke tujuan
tidak apa-apa.
Niat ke Cangar mau ke Pemandian Air Panas, eh batal |
Dan memang yang saya ingat bukan
pemandiannya. Kami hanya persis di depan Tempat Pemandian Air Panas, cuma
ngecek harganya terus pulang. Karena kami sudah terlampau sore, khawatir kalau
pulangnya senja atau malah malam. Cuaca sedang benar-benar dingin. Kabut ingin
sekali mendekat. Satu lagi yang paling saya ingat saat ke Cangar ini dan saya
yakin siapa pun bakal ingat ini: tikungannya yang menurun tajam dahsyat.
Dengan motor butut turunnya masih oke, giliran naik dre-dreg-dre-dreg nggak
karuan. Saya diminta jalan kaki saja oleh Paksu. Yaah, mau gimana lagi.
MATA AIR KALI BRANTAS
Oh,
ini bisa dikunjungi juga. Tadinya saya nggak ngira sumber pertama
Kali Brantas juga dapat dikunjungi. Saat kesana kayaknya nggak pake niat
serius (nggak tahu kalau Paksu ya) tahu-tahu kami menemukan celah buat masuk jadilah semacam kegembiraan
terselubung, ya udahlah kita coba nyelinap aja, masuk untuk melihat Mata Air Kali
Brantas. Suasananya juga sepi banget, rada-rada seram juga plus nyelinapnya
yang atut-etahuan. Wajar saja kalau saya mengira, oh tempat ini nggak boleh
dikunjungi.
Di Titik Nol Kali Brantas ini alamnya bagus menurut saya, tanamannya diberi nama, hortensianya cakep, terjaga dan rapi
banget berjejeran. Ada jembatan kecil disitu, suasananya cakep bikin saya mikir
seperti di film-film Chinese klasik, kayaknya ntar lagi ada Andy Lau terbang-terbang
lewat di situ.
Semakin ke dalam semakin saya merasa tidak
nyaman. Siapa suruh masuk mengendap-endap. Tapi, saya lihat Paksu santai
banget.
“Mas, emang boleh masuk sini?” tanya saya.
“Emang siapa yang larang?” Hah, dia
serius.
Baru saya tahu tempat ini adalah Arboretum. “Ada kali tulisannya di depan
sana,” kata Paksu sesantai-santainya. “Terus kenapa kita nggak masuk lewat
sana?” saya mah anaknya taat banget ya. “Nggak papa, cuma mau mengenang masa
lalu aja,” kata Paksu cuek. Pantas.
Arboretum
dalam arti sempit adalah kumpulan pohon saja. Lebih luas, Arboretum merupakan kebun
botani yang berisi koleksi hidup dari tanaman-tanaman yang dimaksudkan
setidaknya sebagian untuk penelitian ilmiah demi menjaga kelestarian di
sekitarnya (Wikipedia). Berarti di Arboretum Sumber Brantas Kota Batu ini
bertujuan untuk menjaga kelestarian Sumber Air Kali Brantas. Tentu berbahaya
bila sumber air ini tercemar atau pun kering.
Saat bertemu dengan seorang pihak
pengelola, ternyata banyak cerita tentang sumber air ini. Dari asal-usulnya
hingga legenda yang mewarnai, dari siapa saja yang berkunjung hingga kisah
kelakuan pengunjung. Sayangnya saya nggak ngerti Bapak pengelola dan Paksu
bicara apa saja, karena mereka bincang-bincang dengan menggunakan bahasa Jawa.
Nah, ini masih sebagian kisah Berwisata ke Malang dari Tahun ke Tahun, masih ada kisah selanjutnya di Bagian 2.
(Bersambung ke BROMO dan TAMAN KELINCI)
(Bersambung ke BROMO dan TAMAN KELINCI)
ditunggu kisah selanjutnya mba waktu dinas ke Malang sayang banget ga jelon2 ternyata cukup banyak destinasi yang bisa dijadiin spot halan2.
BalasHapusaku dari dulu punya cita2 pengen metik apel Malang mba :D
cita-citamu sungguh mulia Teh Bella, saya yakin suatu hari bisa terlaksana :D
HapusWah banyak banget ya destinasi wisata disana :D
BalasHapuskapan gitu bisa maen kesana. Hehehe..
btw masjid-masjidnya Masya Allah sekali..
kapan gitu bisa maen kesana? masa' sih belum pernah
HapusDuh jad pengen liburan ke malang deh.. Makin kece aja ya destinasi liburan di malaaang. Makasi infonya ya maaaak
BalasHapusdan sekarang terus bertambah saja destinasi wisatanya
HapusWaduh....kece amat ulasannya mbak, sampai seumur gini saya belum pernah menginjakan kaki di Malang padahal penasaran banget. Rencana kalau ada rejeki nih mau napak tilas kisah masa lalu dari Jogja, Sby, Malang, Jember trus balik lagi ke Jogja...:)
BalasHapusWuah, banyaknya rejekimu mbak hahahaha
HapusAyo gih ke Malang
iya sik, klo batu jd stonehenge keknya kejauhan :))
BalasHapusbtw, sekuat apapun motorku klo ke cangar, aku pilih cm 1 orang yg bawa daripada boncengan. pernah sekali ndlosor motornya mundur bukan maju --"
Aku nggak khatam2 juga ke Malang. Perasaan selalu ada yang baru. Trus yang lama juga diperbarui. Begitulah, Malang selalu menarik, meski macetnya....
BalasHapusSama. Mana ada ini khatamnya mbak
Hapusakhir tahun lalu ke Malng tp skip obyek museum kecuali museum angkut. anak spt ortunya suka wisata alam soale...msh banayk yg krucils belum kunjungi..kayaknya bakal balik lagi mrk ke Malang
BalasHapusSemoga nanti bisa kesana lagi mbak Ophi, masih banyak destinasinya buat krucils
HapusMalang dan Batu selalu seru ngangenin, ada aja yang baru hehehe
BalasHapusmemang malang makin banyak saja wisata yanga syik, aku mah ke malang lagi jaman masih sekolah, setelahnya sih gak pernah lagi. Padahal di sana banyak sepuu dan tanteku
BalasHapusPertengahan Bulan ini lagi pingin bgt ke malang, motoran dari Jogja.. minta Petunjuk jalan enaknya kemana saja
BalasHapusduu bayangan saya malang itu cuma bromo, eh ternyata sekarang banyak sekali wisata di malang yang bisa di eksplorasi ya kak
BalasHapusjadi pengin ke malang lagi deh saya mbak :D
BalasHapusgak sekalian ke mesjid turen mbak? hehe
BalasHapusdi Malang banyak spot cantk ya mba. Dulu waktu ke Malang aku nggak sempat jalan-jalan hiks.
BalasHapusTernyata suamimu orang Jawa? Wahhh selamat hahahah kita sama2 punya darah Jawa yeeee