Seperti biasa, Akber (Akademi Berbagi) selalu punya kelas menarik. Entah sudah kesekian berapa kalinya saya mengikuti kelas Akber Balikpapan. Sayangnya baru ini yang kesampaian untuk ditulis. Kelas kali ini adalah kelas : FOOD PHOTOGRAPHY
Kalau teman-teman suka fotografi, saya kira sudah paham sekali kalau motret makanan benar-benar sedang menjadi tren. Awalnya saya kurang begitu suka, menurut saya motret makanan itu lumayan ribet, pertama harus punya makanan/masakannya, kedua mikirin propertinya biar gambar yang dihasilkan bikin takjub mata. Namun, semenjak bergaul dengan beberapa teman yang punya hobi jepret makanan, mau tidak mau saya cukup tertantang. Dan terpikir: eh,menarik juga ya.
Kak @Rijalf dari Akber Balikpapan mengungkapkan kelas Akber Balikpapan telah memasuki ke 77. Angka yang WOW dan tak disangka. Untuk kelas food photography ini kami dipandu dua sekawan dari @bpnfoodies. Saya ingat yang satu bernama Geri (Si Dapy dari @dapurbalikpapan) dan satu lagi admin @bpnfoodies yang saya lalai mengingat dan mencatatnya. Eng ing eng, setelah search sepertinya @pakdeherrie adalah sosok dibalik @bpnfoodies. Semoga saya tak keliru menuliskannya.
Bertempat di Quest Hotel Balikpapan, saya dan Kak Rosanna Simanjuntak bertemu lagi, katanya sih ini pertama kalinya dia ikut kelas Akber Balikpapan.
Rupanya para narasumber sudah mempersiapkan slide untuk ditampilkan ke hadapan para “murid”, sayang dikarenakan adanya ketidakmungkinan di Quest Hotel, duet fotografer kece hanya bisa menyampaikan materi ala teman ngobrol yang membuat kelas Akber jadinya terasa sangat santai dan saya enjoy menyimaknya.Ditambah suasananya yang adem-adem keunguan.
Narasumber : admin @bpnfoodies (Pakde Herrie) dan @dapurbalikpapan (Geri) |
Saat dibahas ini, saya mengangguk. Karena saya pernah mengambil foto produk dan makanan pada sore melewati pukul 4, hasilnya warna kebiru-biruan. Saya pikir saya bisa mengeditnya. Ternyata tidak, hasilnya justru buruk sekali. Jadi, lebih baik mengikuti saran saja.
Saat ini food photography yang digemari adalah yang bernuansa dark. Ya, ini pula yang saya lihat banyak di Instagram.
Khusus untuk arah pengambilan gambar (angle) setidaknya ada beberapa angle pengambilan gambar makanan yang menarik dan yang umum saat ini:
Bird Eye View : Teknik ini yang paling digemari saat ini! Teknik yang mengambil gambar dari atas. Poin penting dalam pengambilan ini adalah ketinggian dan titik tengah. Usahakan makanan yang ingin ‘disampaikan’ terlihat jelas. Istilah sekarang yang ramai: flat lay
Credit : IG @dapurbalikpapan |
Credit ; @dapurbalikpapan |
Eye View/Level : Teknik pengambilan gambar yang sejalan dengan arah pandangan kita dimana gambarnya mampu memperlihatkan detail makanan itu sendiri.
Kemudian disebutkan pula: Below Eye Level. Ketika saya mencari tahu, saya temukan teknik memotret ini layaknya menengadah. Produk/food serasa berada di atas. Dalam bayangan saya, mungkin ini jenis teknik yang agak membingungkan dalam food photography dan memang teknik ini tidak dibahas rinci.
Narasumber pun menyelipkan pesan ahwa: “sesuatu yang belum pernah dilihat mata adalah yang menarik.”
Sedikit tentang Eye Level/View, bahwa teknik ini bisa dipakai minat seseorang terhadap makanannya, karena kebanyakan orang melihat makanan dengan cara ini.
Kak Geri bercerita untuk bisa menghasilkan foto yang wah’ tidak ada cara lain kecuali terus mencoba dan mau belajar. Berdasarkan pengalamannya sendiri, ia tidak punya basic seorang fotografer. Ia sendiri bersekolah bidang hukum. Semua berdasarkan minat dan hobi. Dia mulai mewujudkan minatnya dengan mengelola akun @dapurbalikpapan. Dulu sekali akun ini berawal twitter, kala itu followernya belum seberapa. Saya sendiri mengiyakan kisahnya, kala itu saya menjadi followernya. Kak Geri dan rekannya, setiap kali berkeliling di Balikpapan tidak lupa untuk memotret sajian kulinernya, dimana pun mereka makan yang tentunya mereka bayar sendiri. Kesana-kemari hanya dengan kamera seadanya, bahkan memotret dengan kamera HP pun mereka pernah, karena saat itu belum mampu membeli kamera yang harganya lumayan mahal (menurut saya). Usaha itu terus saja dilakukan, adakalanya mereka mereka menenteng props (benda pelengkap dalam foto) kemana-mana. Entah serbet atau apapun agar foto mereka berkualitas.
Kini, akun @dapurbalikpapan dan @bpnfoodies telah menempati posisi teratas di jajaran akun kota lainnya. Hasil karya mereka bisa dilihat di Instagram. Kini, banyak panggilan berdatangan dari resto dan tempat sajian kuliner untuk mereka. Berkat banyak belajar, foto yang mereka hasilkan berkualitas. Kak Geri pun menuturkan, salah satu fotonya pernah menang di ajang kontes foto bergengsi (yang seingat saya internasional).
Pesan penting dari Kak Geri (karena sekarang ada instagram) kalau ingin foto kita bagus, coba follow akun-akun food photografer/food curator, karena ini bisa membantu untuk mengenali gaya memotret kita dan bisa mengasah kemampuan memotret. Kak Geri pun menyebutkan akun-akun yang menginspirasinya, yaitu @inijie dan @captainruby (nanti akan saya tuliskan akun-akun food photografer/curator yang pic-nya cakep-cakep). Sebenarnya Kak Geri punya cerita khusus tentang @inijie, sayangnya saya lupa. Dan kemudian saya temukan kalau Jiewa Vieri adalah orang dibalik @inijie yang jangan dikira dia seorang yang suka memasak, membedakan kacang dan buncis saja masih suka bingung. Jiewa Vieri ini adalah seorang food blogger, food curator dan entrepreneur (duh, maaf ya saya baru tahu).
Dari paparan narasumber, saya kemudian membayangkan. Misalkan ada dua jenis foto strawberry. Keduanya sama-sama strawberry merah, sama-sama hanya 1 strawberry dalam 1 buah gambar. Namun, yang satu membasahi strawberrynya, sedang yang satu tidak. Yang satu memotret strawberry dalam jarak dekat, yang satu jarak jauh. Maka, interpretasi yang ditimbulkan juga berbeda. Bisa jadi strawberry yang menarik dan menggiurkan dari kedua foto tersebut hanya ada 1 saja.
Dari paparan narasumber, saya kemudian membayangkan. Misalkan ada dua jenis foto strawberry. Keduanya sama-sama strawberry merah, sama-sama hanya 1 strawberry dalam 1 buah gambar. Namun, yang satu membasahi strawberrynya, sedang yang satu tidak. Yang satu memotret strawberry dalam jarak dekat, yang satu jarak jauh. Maka, interpretasi yang ditimbulkan juga berbeda. Bisa jadi strawberry yang menarik dan menggiurkan dari kedua foto tersebut hanya ada 1 saja.
Selain sering ngintip akun-akun inspiratif ini, sangat penting juga untuk mencoba. Bagi yang merasa ragu masih bisa mengikuti 3 langkah berikut: A.T.M (Amati, Tiru, Modifikasi) Tidak perlu ragu, tidak perlu merasa salah, dan tidak terburu-buru.
Untuk saat ini, para narasumber senang berburu candid style yang merupakan salah satu gaya baru yang diminati di food photography. Candid style dalam food photography dirasa lebih menggoda dan tidak banyak menggunakan props. Misalkan memotret makanan lewat pundak si pemakan atau memotret tangan penjual nasi kuning.
Selanjutnya dibahas tentang teknis dan hal-hal khusus memotret, misal memotret asap, teknik menggunakan kamera HP dan prosedur dslr, aplikasi untuk mengedit (yang disebutkan disini adalah VSCO) dan hal-hal lainnya yang bersifat pertanyaan dan lebih banyak saya abaikan.
Tidak hanya sajian materi, di kelas AkberBPN ke 77 ini peserta juga diajak untuk memotret model. yang tak lain adalah sajian kuliner dari Quest Hotel Balikpapan.
Dari sekian banyak peserta, saya perhatikan hanya beberapa yang menggunakan HP, selebihnya lebih banyak yang menggunakan kamera yang mesti digantung di bahu itu. Saya sendiri masih setia dengan kamera saku yang errornya sudah jadi teman baik buat saya. Errornya saja saya terima, apalagi yang bagusnya.
Peserta yang sedang meng-capture para 'model' : food on the table.
Sajian dari Quest Balikpapan Hotel dan Syakura Makaroni Pedas |
Hasil penilaian sendiri : sepiring burger sebelah kanan kurang ter-capture dengan baik, tangan -entah siapa ini- lebih nyaman terlihat bila sampai titik pergelangan. |
Hasil Penilain Sendiri : Kopinya masih pahit. HAH Pesan bijak Food Photography : Jepret dulu, sebelum makanan dan minumannya habis |
Ketika yang lain sibuk memotret pizza dan burger, saya memotret dia yang kesepian (uhuk!) |
Berikut ada tips-tips lain dari narasumber :
a. Pengambilan gambar hendaknya tidak dari arah cahaya yang sama, apalagi menentang cahaya. Kalau ingin mengurangi bayangan yang jatuh ke makanan, bisa dibuat alas yang berseberangan dengan cahaya. Dan dari arah cahaya yang terlalu banyak bisa dibuatkan alas lain untuk membatasi cahaya masuk.
b. Hindari pula melakukan flash light.
c. Untuk food photography yang bersifat komersial lebih ditekankan untuk close-up (dari jarak dekat)
d. Bila ingin style yang berbeda dalam food photography lakukan editing, buat background, pelajari angle.
e. Bila ingin mencoba candid style, posisikan objek berada di tengah. Karena disitulah titik interestnya.
f. Kamera apapun bisa untuk diajak kerjasama dalam food photography. Yang terpenting adalah penguasaan kamera yang kita miliki.
g. Jangan lupa untuk lebih banyak mencoba.
Dan ini akun INSTAGRAM yang terkait dalam tulisan ini:
Untuk tahu komunitas food photography di Balikpapan:
@pakdeherrie
@zwgs
Akun food photografer/curator : @bpnfoodies (campuran lifestyle)
@dapurbalikpapan
@inijie
@captainruby
Tambahan dari saya (akun luar favorit):
@ditsen
@bealubas
@signebay
Terakhir terimakasih sudah membaca, semoga bisa membantu siapa saja yang ingin belajar food photography.
.... Jangan lupa instagram saya @bulirjeruk
Lidha Maul :)
ini keren-keren mbk fotonya, boleh ikut bergabung nggak ya?
BalasHapusboleh, kalau di Balikpapan bisa kontak IG di atas, kalau belajar ol saja mungkin bisa otodidak
Hapuswihhhh...mantafff dehh mbaa lidhaa...teruskan...semangatt..
BalasHapussalam blogger
sip, makasih Yuli :)
HapusKeren fotonya!!
BalasHapusMau dong Mba Lidha liat behind the scenenya. Pengen belajar juga
Hmm, tunggu saya ikut komunitas jepret2 makanan dulu ya
HapusWuih seru. Penuh ilmu. Semoga di Bandung juga ada acara seperti ini. Foto-fotoku jeleeek. :D
BalasHapusdi Bandung pasti lebih banyak deh mbak.
HapusHah, nggak laaah...nggak mungkin jelek
Wah jd nambah ilmu baru lagi. Msh cetek bgt soal fotografi. Salut yg photo nya bgs2
BalasHapusTuh kan Mba, cahaya emang nggak bisa bohong ya. Kalau cahayanya melimpah hasilnya pasti bening!
BalasHapusBerarti ini kemarin khusus mood cerah ya, bukan yang low light atau malah gelap2an. Tapi untuk makanan resto emang cocok begini ini sih.
Kalau vintage atau ndeso lain lagi, lebih menggoda dengan tampilan hangat ya, misal nuansa coklat atau merah.
cahaya nggak bisa bohong
Hapusmesti diingat nih.
Iya Nyak nyesuaikan resto aja
pengen deh belajar juga fotografi mba, kemarin ada event deket rumah tapi bayar..
BalasHapusKalau Akber memang selalu gratis sih mbak. Mungkin mesti ikut komunitasnya
Hapus(Ih, mbak Kania senang motret juga ya)
Aku juga suka nih food photography. Sering foto makanan terus aplot di Instagram. Ehehe. Sayangnya, aku masih makai HP. Belum mampu beli kamera yang mahal itu. :(
BalasHapuspake hape juga banyak kok yang bagus-bagus
HapusWaah senengnya bisa belajar food fotography gratis ya mbak.Saya juga pengin belajar tapi belum ada kesempatan. Btw sudah pinter mbak belajarnya.Tuh hasil jepretannya sudah bagus bagus
BalasHapusFoto saya itu biasa mbak. Ngeditnya yang luar biasa,hahaha. Kameranya udah error mbak
HapusKeren ya Akber... Saya br join td utk kota padang
BalasHapusIya kelasnya banyak yang asyik-asyik :)
HapusPingin belajar fotografi juga...
BalasHapusBelum kesampaian sampai sekarang.
Kalau lihat hasil fotonya, memang ada ilmu dan ga ada ilmu itu berbeda yaa, mba lidh...
*semangat belajar ^^
Iya, antara yang cuma jepret dengan yang ngatur-ngatur, setting, props dan lainnya jadi membuat hasilnya beda Len
HapusAhaha, ngocol mba, Iyah bener sih, kalao mau food photography kudu ada makanan nya XD.
BalasHapusMakasih tips-tips nya. tulisanya apik dan ngocol di sela-sela kek makanan yang nyangkut di sela gigi :P
Salam kenal mba :))
anu pengalaman, sudah habis baru kepikiran mau jepret.
HapusSalam kenal juga ya
untuk tehnik bird eye view uda aku cobain mba Lid kok hasilnya ga spt itu y hahaha mungkin aku ga bakat jadi fotografer :p
BalasHapusmasa' sih. Nggak percayaaa, asal cukup cahaya pasti bagus kok
HapusAku suka ngambil dari jarak dekat keyimbang bird eye, soalnya biar keliatan 3 dimensi makanane qaqaaa
BalasHapusKalau bird eye itu kita harus berdiri lebih tinggi dari meja y dong yak..biar dapat gambar yg bener2 flat?
BalasHapussaya penggemar fotografy ... tapi saya senang mengolah/mengedit foto tersebut ...misalnya mengganti backgroundnya... atau pun membuat foto terbut jadi Karikatur
BalasHapussaya suka yang flat lay mbak, tapi kalau mau bikin sendiri masih suka bingung, katanya sebaiknya untuk piring tetap harus yang putih
BalasHapuswah keren banget tips-tipsnya, bisa banget dipraktekkin kalau lagi makan cantik ala-ala gitu biar bisa dimasukin IG hahaha. makasih artikelnya mba!
BalasHapusWaaaaa.... thanks for share mbaaa... Apalagi ada list akun IG yang wajib difollow niii... Makasi yaaa... :)
BalasHapusnoted ilmunya. tfs, mbak.
BalasHapusfotonya cakep2 :)
Jadi ingat lagi istilah ATM. Amati, Tiru, Modifikasi.
BalasHapusAda lagi mbak akun instagram yang sering pakai selimut atau kelambu favorit @bpnfoodies adalah @ranijuliernesta.
wah ini hobby saya banget, suka foto makanan hehe..dan ditulis di blog, paling suka kalau di undang resto2 gitu
BalasHapusSusah banget ini ilmunya. Aku motret makanan selalu berbayang, tfs ya mba ;)
BalasHapusAsyik komunitasnya ya, bagi-bagi ilmu gratis :)
BalasHapusjadi tahu lebih banyak tentang food photography
BalasHapusTernyata tidak sembarang jepret yak ?
BalasHapusXD biasanya cuma asal foto dan diupload di medsos