Dalam bisnis, para pelaku usaha tidak
hanya menempuh serangkaian panjang untuk menciptakan produk berkualitas namun
juga usaha keras lain untuk sampai ke konsumen. Dalam tingkatan tertinggi di
konsumen, faktor kepercayaan memegang peranan tertinggi.
Dalam beberapa hari ini ada agenda
rakyat besar yang telah terjadi di Ibukota. Kita menyebutnya #AksiDamai212.
Beberapa hastag ditambahkan kata 'super' mengingat tidak pernah ada sebelumnya
kejadian aksi serupa pun yang terbesar . Dalam #AksiDamai212 ini ada beberapa
cuplikan gambar para pedagang Sari Roti dengan gerobaknya yang bertuliskan kata
gratis.
Sumber gambar: minangkabaunews.com |
Pada tanggal 6 Desember 2016 ada
keramaian ketika pihak Sari Roti mengeluarkan pernyataan klarifikasi terkait
#AksiDamai212. Kiranya izinkan saya mengutip klarifikasi ini:
Sehubungan
dengan beredarnya informasi mengenai adanya pembagian produk Sari Roti secara
gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle) pada Aksi Super Damai 212,
dengan ini kami sampaikan bahwa:
1. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. selaku
produsen produk Sari Roti memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas
terlaksananya Aksi Super Damai 212 yang berjalan dengan lancar dan tertib pada
tanggal 2 Desember 2016.
2.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. senantiasa berkomitmen menjaga Nasionalisme,
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika
dengan senantiasa berusaha untuk menjadi perusahaan kebanggaan Indonesia.
3.
Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas Aksi Super Damai kemarin, dengan
ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam
semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari
Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan
kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seijin PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk.
Sehubungan
dengan hal tersebut diatas, dengan ini PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
menyampaikan bahwa:
1.
Produk Sari Roti tersebut adalah produk yang dibeli oleh salah seorang Konsumen
melalui salah satu Agen yang berlokasi di Jakarta.
2.
Pihak Pembeli meminta agar produk tersebut dapat diantarkan ke area pintu masuk
Monas dan dipasangkan tulisan “gratis” tanpa pengetahuan dan perijinan dari
pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
3.
Demikian informasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman di berbagai
pihak. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. berkomitmen untuk selalu menjaga
Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka
Tunggal Ika, serta tidak terlibat dalam semua aktivitas kegiatan politik.
Ketika mengetahui pengumuman
klarifikasi ada beberapa hal yang menarik minat saya :
PERLUKAH SUATU PRODUK/BRAND MELAKUKAN KLARIFIKASI?
Jawabnya: SANGAT PERLU. Suatu brand apalagi brand yang sudah punya nama di masyarakat perlu melakukan klarifikasi terkait kesalahpahaman, ada fitnah yang muncul, opini sesat tentang brand, dan kejadian yang dapat menjatuhkan nama brand, atau pun merusak pasar.
Sedari awal ketika menyimak #AksiDamai212
dan melihat cuplikan pembagian roti gratis ini, saya pribadi sudah menyadari
bahwa ada konsumen yang berbaik hati yang memborong roti Sari Roti dan berniat
membagi rotinya secara gratis. Tentu saja menjadi rotinya, karena sudah
menjadi haknya bukan? Alih-alih si baik hati membopong roti yang mana
situasinya tidak memungkinkan, maka gerobak roti pun ditempeli kertas
bertuliskan kata ‘gratis’ bagi siapapun yang ikut serta di #AksiDamai212 .
Jadi, sedari awal saya sudah yakin bahwa bukan
pihak Sari Roti yang menggratiskan roti mereka.
Klarifikasi mungkin dimunculkan ketika
kata ‘gratis’ ini harus dengan
sepengetahuan dan perijinan pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Ini kemudian
menjadi pertanyaan baru, apakah kata ‘gratis’ di setiap gerobak Sari Roti (yang
rotinya sudah laris manis dibeli) harus dengan perizinan dan sepengetahuan
pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk? dan adakah pembatasan jarak-batas-area
terkait area pintu Monas dan bukan area Monas? Berdasarkan klarifikasi diatas,
sepertinya sangat perlu untuk meminta IZIN pihak terkait. Jika kesimpulan ini tepat, maka klarifikasi
memang diperlukan pihak Sari Roti terkait manajemen marketing mereka, bahwa
gerobak keliling tidak boleh bertuliskan apapun, selain yang sudah ada. Dan ini
akan menjadi catatan penting bagi setiap konsumen Sari Roti, bahwa roti yang
mereka beli semua dari penjual gerobak keliling haruslah diangkut semuanya, dan
tidak melibatkan gerobak Sari Roti.
LALU MENGAPA RAMAI ADA PENOLAKAN?
Seorang pria bertopi cowboy datang di sebuah
Event besar bertema Parenting. Dia membagi-bagikan topi cowboy serupa yang
dikenakannya secara gratis. Rupanya, oleh pemilik merk topi cowboy kecewa
dengan tindakan si pria tersebut dan buru-buru menegaskan bahwa pihaknya tidak
terkait dengan pembagian topi gratis dan topi cowboynya tidak berhubungan tema ‘Parenting’. Singkat cerita, si pria
topi cowboy pun membalas kekecewaannya dengan tidak lagi mengenakan topi cowboy
kesayangannya. Kekecewaannya timbul
setelah bertahun-tahun menyayangi merk topi cowboy tertentu, kemudian ia
membelinya dalam sejumlah besar (dengan uang sendiri) dan membagikannya ke
pihak lain agar pihak lain dapat merasakan apa yang ia rasakan atau minimal
berkenalan dengan merk kesayangannya. Alih-alih pemilik merk topi cowboy merasa
berterimakasih pada si pria karena produknya habis terjual, masih ditambah
dengan promosi gratis, semuanya justru diingkari. Si pria (yang tidak lagi) bertopi
cowboy pun mendatangi orang-orang yang sudah ia berikan topinya, mengatakan
bahwa jangan membeli topi itu lagi, lalu membakar semua topi cowboy yang masih
ia miliki. Rasa cintanya pada topi cowboy lenyap bersamaan dengan hilangnya
asap yang membumbung ke langit.
Dalam menghadapi konsumen, brand harus
mengingat bahwa setiap konsumen adalah individu dengan karakter berbeda. Menghadapi
konsumen layaknya seorang guru yang menghadapi muridnya, layaknya dokter dengan
pasiennya. Harus mampu mendengarkan, harus mampu menyimak sampai pada tingkatan
bagaimana memuaskan konsumen.
Boikot produk adalah bentuk penolakan
produk baik untuk kerjasama atau jual-beli. Pada dasarnya boikot produk adalah
hak konsumen yang biasanya dilakukan beramai-ramai. Seingat saya ada mini
market ternama yang ditolak keberadaannya
untuk dibangun (di salah satu wilayah di Indonesia), bukan karena tidak disukai namun dikhawatirkan dapat
merusak ekonomi kerakyatan di sekitarnya. Solusinya mini market ini bisa
dipindahkan semisal di daerah tempat tinggal saya yang cenderung sepi dan hanya
ada beberapa segelintir toko.
Memang, suka-suka konsumen mau membeli atau tidak.
Sama seperti si pria (tidak bertopi) cowboy, suka-suka dia saja mau membakar
topinya, toh sudah menjadi topinya (terkait dengan pembakaran dan kerusakan
lingkungan kita memang tidak sepakati). Bisa dibayangkan roti Sari Roti tanpa
perlu mengeluarkan biaya promosi besar-besaran dapat laris manis hanya karena
ada event besar. Namun, sayangnya dalam klarifikasi Sari Roti terdapat potongan
kalimat yang kurang menyenangkan atau bahkan tidak menyenangkan yang justru
dapat menimbulkan syak-wasangka, pertanyaan baru dan kebingungan belaka.
Kalimat-kalimat itu seperti :
“Dengan
ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam
semua kegiatan politik.”
Jelasnya isu yang digulirkan pada tanggal #AksiDamai212 adalah PENISTAAN AGAMA. Bukan
politik. Tidak ada bendera partai politik
berkibaran pada hari itu. Kalimat ini memang disayangkan oleh berbagai pihak
bisnis. Mengapa? Karena dengan pernyataan begini Sari Roti kemungkinan akan
sukar menjual rotinya di hari besar Pesta Rakyat Demokrasi, karena pada hari
itu banyak sekali kegiatan politik. Sari Roti juga akan dipertanyakan bila
hadir di Event-event politik, agenda Dewan Rakyat, Sidang Wakil Rakyat karena
semua berkaitan dengan politik. Jadi, kemungkinan pihak Sari Roti perlu
mengeluarkan pernyataan lagi untuk menjelaskan kalimat diatas.
“PT
Nippon Indosari Corpindo Tbk. senantiasa berkomitmen menjaga Nasionalisme,
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika
dengan senantiasa berusaha untuk menjadi perusahaan kebanggaan Indonesia.”
Ini seharusnya memang menjadi motto
bagi setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang di negeri ini. Sudah
selayaknya setiap perusahaan baik kecil dan menengah setia pada negeri ini.
Namun, ketika kalimat ini ditaruh dalam klarifikasinya baru-baru ini dan
diulang hingga dua kali, tentu saja menimbulkan syak wasangka dan kebingungan
yang memberikan kesan apakah #AksiDamai212 bertentangan dengan NKRI dan merusak
keutuhan negara?
Seperti kita tahu bahwa beragama tidak
dilarang di Indonesia, #AksiDamai212 adalah aksi legal dan mendapat izin. Aksi
ini memang berkaitan dengan PENISTAAN AGAMA.
Hal yang wajar ketika tidak ada yang memakai pakaian adat, atau
mengemasnya dalam bentuk seni tradisional daerah masing-masing, sekali lagi
mengingat yang diserukan adalah agama dan hari berlangsungnya adalah Hari Jumat, dimana umat Islam akan
melangsungkan sholat Jumat.
Bagi banyak pihak klarifikasi ini terkesan bagai kebakaran
jenggot dimana tidak ada api dan asap yang terlihat. Kecuali jenggotnya. Ujung-ujungnya
Sari Roti akan menuai dilema baru, namanya berubah Sara Roti. Ya, karena
klarifikasinya telah masuk area SARA.
Ada beberapa pelajaran yang bisadipetik dari klarifikasi Sari Roti ini :
1. Memunculkan
WAR.
Klarifikasi
yang dibuat pihak Sari Roti saya yakini adalah usahanya untuk bersikap netral,
sayangnya asumsi yang dimunculkan tidak membuat pihak Sari
Roti terlihat netral. Ini dapat memunculkan WAR diantara pihak-pihak yang siap
menolak Sari Roti dan yang tidak. Dan ini amat sangat disayangkan.
Sebenarnya
bagian menarik ketika sebuah brand berhadapan dengan konsumen adalah bagaimana
ia mampu bersikap santai menghadapi konsumen
dan situasi yang muncul. Netral adalah
kata kunci untuk melancarkan bisnis.
2. Menciptakan
Pelangi Baru
Dalam
dunia bisnis selalu saja ada persaingan.
Sukar sekali menyebut sebuah produk dengan hanya 1 merk saja. Satu merk produk,
lambat laun akan dikawal merk baru bermunculan. Produk susu, air mineral, handphone, kamera, pensil, termasuk juga roti.
Ada banyak merk roti setipe di Indonesia bukan? Tinggal target pasarnya saja
yang bisa berbeda. Setelah mencuatnya klarifikasi PT Nippon Indosari Corpindo
Tbk., sahamnya sempat turun tipis. Ini memang dibantah oleh analis dengan menyebutkan
tidak ada hubungannya klarifikasi dan penurunan saham.
Terlepas
dari kondisi pasar Sari Roti, setiap produk apapun akan berlomba-lomba
memamerkan keutuhan produknya apalagi di saat produk setipe sedang melemah di
mata konsumen.
Kita
tahu Presiden Jokowi sedang menggaungkan
ekonomi kerakyatan baik lewat pasar tradisional maupun UKM. Selalu ada produk dengan
brand baru yang terus bermunculan. Saat ini produk kuliner cukup cepat merajai.
Produk roti lokal berani mengejar kualitas produk lokal lainnya yang sudah kenamaan.
Masyarakat
pun mulai mampu berpikir untuk lebih mengedepankan produk lokal yang baru naik.
Dengan pernyataan Sari Roti dan fenomena boikot, produk roti-roti setipe yang tadinya tidak terlihat bisa saja akan muncul di meja-meja makan konsumen di
pagi hari. Dan para pelaku usaha baru akan melihat sebagai sebuah kesempatan
menarik untuk membuka usaha di bidang yang sama.
3. Memisahkan
Ego
Adakalanya
menjadi admin/penjual olshop sukar
sekali menempatkan diri pribadi dan akun yang dibawa. Status dan komentar
negatif tak jarang keluar akun jualan. Ini bisa membuat konsumen tidak nyaman.
Klarifikasi Sari Roti telah menimbulkan tanda tanya dan memberi kesan tidak
nyaman saat foto-fotonya ada pada #AksiDamai212. Apakah sebuah brand sangat
tidak menginginkan dagangannya laris manis? Ataukah ada unsur ketidaksukaan
individu-individu di dalamnya terhadap #AksiDamai212? Jika benar demikian, sangat
penting untuk memisahkan ego pribadi dengan kepentingan banyak pihak. Seorang
dokter misalnya, sangat tidak suka dengan tetangganya, namun ketika tetangganya
berobat, dokter akan tetap melayaninya. Saya sendiri percaya hal ini bukan
perkara mudah, karena setiap individu punya ketidaksukaan terhadap sesuatu.
4. Pilihan
Kata
Dalam
promosi visual, tidak hanya pemilihan gambar yang tepat namun juga pilihan
kata. Begitu pun dalam situasi lain seperti pengumuman dan pernyataan
klarifikasi. Sebuah brand tidak mungkin
tidak melakukan kesalahan kata, ini adalah hal yang lumrah. Dalam pengumuman klarifikasi
Sari Roti memang tidak menyebutkan secara eksplisit tidak menyukai
#AksiDamai212 atau Anti #AksiDamai212, tapi menempatkan pernyataan: “tidak terlibat dalam semua kegiatan
politik.” kemudian “agar tidak
terjadi kesalahpahaman di berbagai pihak.” kemudian “berkomitmen untuk selalu menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.” Pernyataan ini memang tidak ada salahnya,
namun menempatkannya pada Klarifikasi #AksiDamai212 telah disikapi tidak nyaman oleh berbagai
pihak termasuk konsumen. Seyogyanya jika pihak Sari Roti benar mengapresiasi
#AksiDamai212, dan jika klarifikasi hanya terkait gerobak Sari Roti yang
ditulisi ‘gratis’ termasuk jarak-batas-area-Monas yang disinggung, hendaknya
mengena pada bagian itu semata.
Maka,
akan sangat penting bagi pelaku usaha untuk berpikir sebelum mengeluarkan kalimat
baik dalam pernyataannya maupun bentuk promosinya.
5. Klarifikasi
dan Kepentingan Promosi
Klarifikasi
perlukah?
Ya
perlu, hanya dalam kasus ini menjadi unik. Klarifikasi atas apa? Siapakah yang
telah memfitnah Sari Roti? Adakah kebijakan yang terlanggar? Adakah pencemaran
nama baik? Apakah jika memang Sari Roti yang menggratiskan rotinya merupakan
kebijakan yang keliru?
Apakah
jika roti Sari Roti digratiskan pihak Sari Roti keberatan? Bukankah berarti ada
promosi disana? Bukankah seharusnya pihak Sari Roti berterimakasih rotinya
telah habis dibeli? Banyak pertanyaan yang dapat muncul.
Di
lain pihak, klarifikasi Ini sebenarnya dapat menjadi ajang promosi. Seorang
kawan bertanya, “roti Sari Roti yang kayak apa ya? enak ya?” Ya, karena di
wilayah sekitarnya tidak ada Sari Roti. Saya tidak tahu apakah Sari Roti telah
menjamah semua wilayah di Indonesia? Karena sayang sekali jika tidak, karena
pada beberapa konsumen kehebohan klarifikasi ini menuai rasa penasaran. Dalam
titik tertentu, rasa penasaran adalah strategi marketing yang bagus.
Hakekatnya,
sebuah produk sama seperti manusia,
ia butuh untuk berkembang agar eksistensinya tetap terjaga. Ia butuh bernapas di tempat yang baru,
berbeda, dan ‘berinteraksi’ dengan individu lain. Ia butuh terus dikenal(kan)
agar sampai dalam tahap kepercayaan. Konsumen yang percaya akan terus membeli/memakai produk tersebut
meskipun bisa saja sedang ada masalah di
balik produk tersebut. Sebaliknya, menjatuhkan kepercayaan konsumen adalah menghilangkan
rasa cinta terhadap produk.
Klarifikasi
Pihak Sari Roti terkait #AksiDamai212 adalah HAK pihak terkait. Siapa pun yang menolak
Sari Roti pun adalah HAK mereka, yang mau membeli pun HAK konsumen. Pergantian konsumen adalah hal yang lumrah. Atau
konsumenkah yang mau mengulurkan tangan pada roti-roti baru? Semua tergantung konsumen. Kita lihat saja roti
apa yang kelak membumi di Indonesia. Memang
dalam bisnis selalu ada Pe-eR menarik.
Terimakasih.
----------
Sumber Lainnya :
----------
Sumber Lainnya :
http://www.sariroti.com/post/berita-pers/pengumuman-1/
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/3364899/saham-sari-roti-anjlok-132
http://www.antaranews.com/berita/598153/presiden-jokowi-nyatakan-ukm-tumbuhkan-ekonomi-kerakyatan
http://www.antaranews.com/berita/598153/presiden-jokowi-nyatakan-ukm-tumbuhkan-ekonomi-kerakyatan
http://mix.co.id/headline/blunder-pr-sari-roti-terkait-aksisuperdamai212
Tags
BePreneur
Saya sempat debat alot sama pak bos terkait permasalahn ini hahaha, argumen saya hampir sama dengan mba sedangkan pak bos justru berbeda. Yang akhirnya menyebutkan jika saya perlu belajar bahasa indonesia yang baik dan benar wkwkwk...satu sekolah beda pandangan inilah yg dinamakan beda paradigma :D
BalasHapusdikau bahasa apa Teh, wkwkw. Ya, kita pasti punya beda kok, dan mesti hati2 ranah mau yang mu kita jamah, kalau perbedaan bisa mencolok nantinya
Hapushmmm, saya no comment sama yg 1 ini soalnya gak ada juga sari roti di Bau-Bau, hihihi
BalasHapushihihi...sudah mbak Ira jangan komen, jangan.
Hapusmantaff dehh mbaa..memang benar apa yang dikatakan mba herva selalu ada perbedaan itu indah..hhehe...tapi kalo mengutip di atas, memang yg namanya juga perusahaan yng besar dan mempunyai sebuah brand harus bisa menjaga kwalitas dan kwantitas agar tidak bisa di hubungkan dengan politik....
BalasHapusNah, itu dia. Perbedaan itu pasti ada. Yang tadinya sudah adem ayem aja kan. Ini pe-ernya sebuah brand.
HapusSaya pribadi merasa karena doi brand besar, ternama dengan pemilik non muslim.
BalasHapusJadi muncullah klarifikasi tersebut.
Mungkin posisi dia juga bagaikan simalakama yaa...?
Ini negeri benar-benar Bhineka Tunggal Ika.
Hmm, ibarat kalau nonton drakor terus benci banget deh ama tokoh tertentu, tapi toh kalau ketemu di dunia nyata ketemu ama aktornya tetep aja mau foto bareng kan Len *eaa, apaan coba ini.
HapusMaksudnya siapapun pasti punya ketidaksukaan thd sesuatu, kalau pun bagai simalakama mungkin klarifikasi bisa dikhususkan pada pihak2 yang mempertanyakan keberadaan sari roti disana, bukan masuk ke ranah publik.
Jadi, biarkan Sari Roti tetap menjadi Roti Indonesia yang bisa dimakan semua suku, ras dan agama.
Sari roti nya blunder. Salah milih kata2 malah berakhir runyam. Dan ini bs dijadikan pelajaran berharga untuk kita semua.
BalasHapusIya, ini pelajran juga kok buat kita.
Hapusmenurut klarifikasi ini jadi bikin makin rumit masalahnya. padahal sama halnya dengan produk makanan atau minuman lain yang dipakai di acara aksi, toh mereka nggak mengeluarkan biaya untuk ikut ambil bagian dalam urusan dana. tapi ya balik lagi ke soal brand. mgkn brandnya nggak mau dikaitkan dengan apapun yang lagi heboh.
BalasHapusHai Mbak Ila, kita mengerti aja sih kalau brandnya gak mau dikaitkan dengan apapun yg lagi heboh, cuma ada sayangnya gitu
HapusMenyayanhkan klarifikasi sari roti ini hiks ..jd memunculkan masalah baru, ..ada anggota keluarga saya yg jadi diatributor roti ini. Betul kata mba, harusnya netral aja.
BalasHapusada yg jadi distributor, ada yang ajdi mamang keliling, mereka patut juga dipikirkan
HapusTulisannya apik mbak, sebenarnya dengan klarifikasi yang kurang tepat pada pemilihan kata-kata Sari Roti sudah menaikkan pangsa pasarnya sendiri, tetapi sayangnya bukan karena rotinya yang semakin terkenal tetapi karena beritanya. Apa ini termasuk strategi marketing juga untuk menaikkan nama? Entahlah.
BalasHapusHmm,biasanya ketika iklan dimunculkan, konsumen sudah dihadapkan pada ketersediaan barang
HapusSetuju mbaa..aku juga sangat menyayangkan klarifikasi sari roti yang menggunakan kalimat tendensius. Padahal dulu sering beli roti itu. Kalo sekarang..hmmm.. No comment deh hihihi
BalasHapusAku malah pas itu telat taunya tentang Sari Roti ini. Ujug2 pak suami bilang, mulai besok jangan beli Sari Roti lagi.
BalasHapusLadalaaah, kenapa? Ada apa?
Ternyata ini.
Kalau nggak salah abis kasus ini saham Sari Roti terjun bebas ya Mba?
gak bebas juga sih, menurut analis hanya pergerakan pasar
HapusBaru tahu ada isu hangat rupanya. Mudah-mudahan gak jadi Sara Roti ya, Hahaha...
BalasHapusMau urus Coastal Clean Up saja dulu.
Siip Ka Ros
Hapuskita mah no komen saja karena perbedaan kalau didebat kusir gak akan habisnya.
BalasHapusHai Mbak Tira, kalau perbedaannya udah pasti ada mbak. Kita fokus ke produknya ya dan klarifikasinya :)
Hapushai Mbak salam kenal. Baca bbrp yg bahas ttg roti ini. Katanya ada kaitan dng pajak juga, sehingga perusahaan perlu klarifikasi. Mrk ga ingin dicap promosi gratis. Kan gara2 foto viral gerobak2 roti lengkap dng merknya. Misalnya, roti2 itu ditarok kresek aja, aman deh. Awalnya memang sahamnya turun sedikit, sesudahnya malah melejit. Setelah banyak yg tahu kronologinya. CMIIW...
BalasHapusHai juga, slaam kenal ya :)
HapusKalau begitu kita sepakat klarifikasi memang perlu ya, dengan catatan ada pembenahan dalam bahasanya, misal memfokuskan tulisan gratisnya dengan tetap berterimakasih pada si pembeli yg sudah membeli dalam jumlah banyak. Soal gerobak memang milik Sari Roti jadi harus izin dgn mereka.
Kedua, kalau dirasa bisa klarifikasi tidak jatuh ke ranah publik melainkan hanya ke pihak2 yg membutuhkan. Walau agak susah mungkin dilakukan oleh pihak perusahaan ini.
Jadi, mungkin fokusnya ke pembenahan bahasa
menurutku klarifikasinya kurang enak dibaca mbak, apalagi suasa lagi sensitif tapi aku sendiri nggak setuju boikot karena bisa mematikan pencaharian banyak orang bisabisa nanti
BalasHapusya, nggak cuma Ninda, banyak ekonom, analis yang menyayangkan bahasa klarifikasi ini.
BalasHapusSoal boikot, saya juga nggak sepakat kok. Kasian mamang rotinya dan orang2 kecil.
Kemarin itu aku baca status BBM temen yang katanya nggak mau lagi beli roti sari roti, gara-gara itu tooh. Huum, padahal aku suka sama roti ini loh Mbak Lidha. Sandwichnya enak.
BalasHapuslagunya terkenal banget tuh sampe sekarang gak pernah mati lagu itu, keren banget promosi yang dilakukan perusahaan tersebut,
BalasHapusSalam kenal Mba Lidha...
BalasHapusRoti Favorite keluarga dirumah
Tahu masalah ini dari suami sebelumnya engga enggeh berita ini, dan masih tetep beli sih rotinya, abisnya enak, anak-anak suka
Dan masalah klarifikasinya setuju sama mba Lidha harusnya Netral se Netral"nya...
Saya hanya bs mengambil pelajaran bahwa sbg produsen kita hrs netral dan tetap menyenangkan konsumen agar selalu setia dan membeli produknya, krn sifat konsumen memang beda2 dan itu hak mereka
BalasHapusDan itu tidaklah mudah ya kan :)
HapusTerimakasih sudah mampir
Tiap sore ada yang jual roti ini, kasian kalo gak dibeli. Cari duit sulit sementara dia punya anak tiga. Masalahnya sama pemilik sarti..saya mah ga ada masalah sama yang dagang sarti keliling. kaga tega..
BalasHapusya tetap baik saja mbak :)
HapusSemoga berkah si pedagang dan mbaknya
Sebetulnya gak salah klarifikasi Sari Roti. Tapi memang pelajarannya adalah bagaimana mengolah komunikasi. Sebelum menjadi sebuah klarifikasi, baiknya SR atau brand manapun melihat tipe pasar mayoritas mereka, bagaimana komunikasinya, serta kapan waktu yang tepat untuk klarifikasi. Jadi meminimalkan rasa sakit hati di satu pihak dan dituduh menyakiti. Berasa udah ahli ya saya komentar begini hahaha.
BalasHapusapalagi saya ya mbak yang nulis, hahaha
Hapuspe er dan pelajaran buat bersama juga sih mbak
Banyak pelajaran yang bisa dipetik ya dari kejadian ini... Setuju dengan Mbak :)
BalasHapusSari Roti, saya masih makan roti ini kok Mba, meski seringnya memang sebelum ada event seperti ini belinya yang merk Lau. Terkadang, memang sulit yaaa berusaha menjaga agar tidak menyakiti orang.
BalasHapusWah, kalau fenomena yang satu ini ane tidak ikut-ikutan
BalasHapusbanyak pembelajaran yang bisa di ambil
Nyimakkk ...
BalasHapuskayaknya sudah redam sekarang ini
banyak juga ya pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini ...
BalasHapusOh, jdi biang keladinya adalah pemilihan bahasa yg sedikit tendesius. I think i can use this for my thes.
BalasHapusBaca ini sambil makan Sari Roti. Ini tahun 2018, dan saya masih demen aja makan rotinya Sari Roti. Abisnya gimana ya? Enak sih!
BalasHapus