“Aku tu males nanam, karena di rumah gak ada lahan.”
“Halamannya aja gak ada gimana mau nanam.”
“Pekarangan saya sempitttt banget, eh cuma ditaruh 2 kursi aja udah nggak keliatan lagi.”
Wah, banyak banget deh alasannya malas nanam karena lahan sempit atau nggak ada lahan. Padahal ya, saya kalau malas nanam bukan karena keterbatasan lahan. Kalau saya malas nanam, malas berkebun artinya ya saya males aja. Iya, saya emang pemalas. Hahaha. Udah.
Memang sih ada banyak alasan males nanam, ada yang capek nanam karena nggak tumbuh-tumbuh, ada yang tanamannya mendapat serangan bertubi-tubi dari hama. Ceile, bertubi-tubi. Hamanya striker semua. Ada yang capek nanam karena buahnya dicolong anak tetangga. Dan ada yang males karena ya itu tadi..lahannya sempit, terbatas, dan nggak punya lahan.
Setahu saya, jurus jitu menanam itu bukan harus punya lahan, tapi harus ada yang ditanam bisa dimulai dengan ada tanamannya atau ada benihnya. Sudah.
Sebenarnya modal utama berkebun adalah niat. Asalkan ada niat, lahan sempit/terbatas bisa diatasi. Tempat berkebun saya nggak luas-luas amat, hanya di samping rumah dengan lebar yang nggak sampai 5 meter. Saya juga bukan tergolong seseorang yang rajin berkebun. Senang-senang dan have fun aja. Yes, berkebun itu buat saya memang untuk have fun, olah tanah sekalian olahraga. Alhamdulillah bila dapat berkah.
Lewat tulisan ini saya mau menjawab pertanyaan: Bagaimana sih cara menyiasati berkebun lahan terbatas?
NIAT
Yang pertama dan terutama yaitu niat. Memang, nggak selamanya yang kita tanam berhasil. Ada capeknya, ada kesalnya. Ada yang nggak cantik, ada yang nggak sesuai selera. Yang terpenting teruskan saja. Seperti cerita saya menanam cabe yang bagi orang lain bisa mudah sekali, tapi bagi saya justru kena capeknya.
BACA DULU : JATUH BANGUN MENANAM CABE
Apa yang mau ditanam?
Iya, emang sebenarnya mau nanam apa? Apa sebegitu pentingnya lahan luas? Mau nanam pohon jati? Pohon cemara? Mau bersawah?
Bahkan sebenarnya saya juga yang suka cari-cari alasan kalau ditanya ‘emang mau nanam apa?’ akan menjawab: “nggak, cuma mau nanam aja” atau “biar ada yang ijo-ijo aja di rumah” atau “mau belajar nanam aja sih.” Yang mana artinya, sebenarnya nggak butuh lahan luas kan? Lahan minimalis pun bisa.
So, daripada nyesal nggak pernah mencoba bertanam ria, ini ada beberapa cara bertanam di lahan terbatas. Semoga juga bisa memotivasi teman-teman yang ingin menanam:
1. MENGGUNAKAN WADAH LAIN
Banyak sekali pot-pot beraneka rupa, warna
dan bentuk. Tidak hanya mempercantik, pot sebenarnya juga membantu sekali untuk
menyiasati keterbatasan lahan. Selain pot-pot yang sudah lazim kita lihat, kita
juga bisa berkreasi dengan barang-barang bekas, misalnya: botol bekas, drum,
ban bekas, dan berbagai penampung media tanam lainnya. Cocok untuk mereka yang
senang memanfaatkan barang bekas.
Bayam dan kangkung |
2. MENERAPKAN KONSEP VERTICAL GARDEN
Selain dapat
mempercantik lingkungan, menanam secara vertikal menurut saya benar-benar
solusi manis untuk mengurangi keterbatasan lahan. Alih-alih memaksakan diri
menanam secara mendatar, mengapa tidak terpikir dengan cara vertikal. Memang,
ada beberapa kelemahannya, misal tidak semua tanaman bisa ditanam vertikal,
misalnya pepohonan yang berat yang tidak memungkinkan untuk ditanam secara
bertingkat. Namun, sama halnya dengan teknik menanam konvensional, selalu ada
celah kegagalan yang bukan berarti tidak layak dicoba. Makin kedepan, makin
banyak penanaman secara vertikal.
Bayam vertikal |
3. HIDROPONIK
Mungkin, keterbatasan lahan disini juga
berarti keterbatasan tanah sebagai media tanam. Hal ini bisa diatasi dengan
menerapkan konsep hidroponik. Mengganti media tanam tanah dengan media tanam
hidroponik: cocopeat, bebatuan, rockwool, hidroton, serbuk kayu, dan lainnya.
Sistemnya pun bermacam-macam, ada aeroponik, drip system, sistem sumbu yang
bisa diatur penempatannya ingin dimana saja.
Hidroponik |
4. BONSAI
Huhuhu, saya sih
belum gemar-gemar amat sama bonsai. Masih nggak ngerti gimana cara nerapinnya. Tapi
yess, yess. Ini cocok banget buat menyiasati lahan sempit alias rumah masih
kontrakan, mau nanam di lahan pemilik nggak enak ama yang punya. Eh, udah nanam
bertahun-tahun diusir ama yang punya, padahal buah jambu lagi montok-montoknya,
mau dibawa sa-pohon-pohonnya nggak memungkinkan. Bawa diri minggat aja
keberatan, apalagi bawa pohon. Ya udah di-bonsai-in aja. Dibuat miniaturnya.
Ada beberapa jenis tanaman (terutama pohon) yang bisa dibonsai: pohon asam,
beringin, cemara, jeruk, kelapa, sawo, kupa landak, murbei, dan lainnya yang
tidak menutup kemungkinan bisa dibonsai. Kalau sudah jadi miniatur, nggak cuma
gampang diangkut, dipangku juga bisa. Kapan lagi coba bisa mangku pohon.
5. MICRO GREEN
Konsep micro green
mungkin belum terlalu jamak didengar. Tapi, sudah pasti tahu kecambah dong ya?
Intinya micro green ini teknik menanam yang nggak perlu nunggu tanamannya
tumbuh dewasa. Lebih sering yang ditanam adalah tanaman pangan. Mulai dari
tumbuh sebagai kecambah hingga beberapa senti yang kemudian dapat dicrop (dipotong) untuk dimakan. Konon, micro green nutrisinya lebih tinggi
dibanding ketika tanaman ini mencapai tahap dewasa atau sayuran pada umumnya.
Karena nutrisinya yang tinggi ini maka lebih cocok untuk disantap langsung,
dijadikan salad atau smoothie. Source pic: gardeners.com |
Perawatannya juga mudah dan tidak
memerlukan bahan kimiawi untuk mengatasi serangan hama. Caranya: cukup tabur
benih di media tanam yang sudah disediakan di container, jaga kelembapan, kira-kira 1-2 minggu sudah bisa
dipanen, tidak ada standar khusus mau berapa sentimeter.
6. INDOOR GARDEN
“Halaman saya
sempit.” “Saya nggak punya halaman mau nanam”
Ya udah halaman buku aja. Eh, maaf. Maksudnya ya udah nanam di dalam rumah aja.
Caranya bisa dengan menerapkan vertical
garden atau micro garden. Bisa
juga dengan menempatkan di dekat jendela, yang terpenting tanaman tetap
mendapat sinar matahari berkecukupan.
7. MINIATUR GARDEN
“Sebenarnya nggak cuma pengen nanam, tapi
pengen juga bikin taman. Tapi… nggak punya pekarangan nih.”
Halo,
siapa ya yang begitu keluar rumah langsung jalanan, kanan-kiri gang
melulu. Mau bikin taman dimana coba? Taman kanak-kanak?
Nah, sebenarnya kita bisa bikin taman
dalam keadaan tidak ada lahan sekalipun. Cukup menggunakan container bekas. Kita bisa bikin Taman Mini –Kebun Mini - alias
Fairy Garden.
Sebenarnya dari tahun kemarin saya ada
niat bikin ini, tapi belum terlaksana saja hingga sekarang. Ya, memang besar
kemungkinan kita tidak dapat menikmati taman yang kita buat kecuali kita mengecil
lebih dulu. Tapi, tetap ada kepuasan batin kok ketika kita bisa menyelesaikan
Taman Mini ini. Hitung-hitung latihan bikin yang mini-mini sebelum benar-benar
kesampaian bikin taman yang sesungguhnya.
Source pic: empressofdirt.com |
8. MENGHIJAUKAN BANGUNAN
Suami saya pernah bertanya: “dek, tanaman
merambat yang vertikal apa aja ya?”
Saya :
“Emang untuk apa?”
Suami :
“Kayaknya bagus buat nutupin dinding rumah.”
(Saya langsung ngebayangin kastil-kastil
yang tertutup tanaman bunga cantik yang merambat)
Saya :
“Kenapa dinding mesti ditutupi tanaman?”
Suami :
“Kan bagus dek, biar nggak perlu beli cat.”
Haish. Dia mah emang pengiritan banget.
Walaupun ada istilah green building dan green
design, saya tidak memakai istilah itu karena khawatir jadi rancu. Keduanya
bukan hanya persoalan terlihat hijau belaka. Jadi, saya sebut saja menghijaukan
bangunan, sebuah kondisi dimana bangunan memang terlihat hijau berkat penanaman
pada bangunan itu. Sebut saja penanaman di atapnya, pada sisi vertikalnya, balkon,
jendela yang memungkinkan kita tetap menanam tanpa perlu menanti lahan besar
layaknya penanaman konvensional.
Setiap tahunnya, lahan kian terbatas,
konsep menghijaukan bangunan memberi arti khusus menanam bisa dimana saja. Konsep
ini justru menjadi konsep masa depan tanpa meninggalkan kebutuhan penanaman
konvensional. Konsep ini juga merangsang individu-individu makin dekat dengan
lingkungannya, makin mengenal tumbuhan dan belajar mencintai alam.
Source pic; behouses.blogspot.com |
Sejauh ini, saya pribadi masih tertarik
menanam sesuatu yang bisa dimakan, baik sayuran atau buah-buahan. Prinsip pak
suami yang memang doyan ngirit sebenarnya perlu diterapin ke emak-emak yang
saban hari megang duit belanja. Syukur kita bisa memetik sendiri kebutuhan
pangan kita, apalagi di masa yang apa-apa serba mahal. Dan syukur banget kalau
tanaman kita bisa menghasilkan cadangan kas. Sayur-mayur, buahnya bisa kita jual lagi. Duitnya bisa dipakai untuk
pengeluaran lain atau buat beli hp android murah yang paling gresss. Asyik kan.
Yang terpenting menanam sebenarnya bisa dimana saja, asalkan ada kemauan. Ini serius.
Semoga berguna dan memotivasi untuk berkebun ya :) kalau ada yang mau nambahin lagi ayuk..ayuk taruh di kolom komentar ^_^
Terimakasih,
Lidha Maul
Tags
Gardening
Mbaaa kok kamu ya kreatif amaat hihihi, dulu aku sempet nanem cabe, dll banyak sampe udah pada tumbuh, eeeeh sama suami dipindahin dan matiii :(( abis itu trauma, males nanem2 lagi.. Sekarang yang ngurusin kebon eh halaman rumah sama tanaman suami aja deh XD
BalasHapusTapi, tapi bukankah cabenya yang mati? harusnya dia yang trauma :D
HapusAlhamdulillah, suami soleh itu. Nggak apa mbak, dilanjut aja. Saya tau kok rasanya
kepikiran y mba pake sepatu bekas wkwkwk...semoga tanaman ga cepet mati ditanam disitu :D
BalasHapusWkwkwkwkw....nggaklah...kan tanamannya dapat pupuk alami
HapusMbak kalau menghijaukan bangunan itu apa nggak serem kalau tiba-tiba ada ular ikut merambat di antara tembok? Bayanginnya aja serem..
BalasHapusSama sih, sempet juga berfantasi begitu. Tapi sebenarnya masih bisa ditempatkan di balkon, jendela, atau dibuat menggantung.
HapusSaya suka mananam. Sayur-sayuran paling favorit. Pernah punya tanaman markisa yang lumayan buahnya tapi harus dipangkas gegara sering ada ular hijau mampir kesitu. Punya saran mba?
BalasHapusHai mbak Danie,
Hapussama mbak, rambutan saya sempat dikunjungi ular dan itu bikin saya trauma. Tapi ularnya nggak datang begitu aja, hutan di sekitar rumah udah ditebangi jadi 'mereka' ini akhirnya berkunjung ke rumah2.
Saya nggak ahli juga dengan kasus ular ini mbak, tapi katanya bisa diatasi dengan mencari penyebabnya yang mungkin saja bukan markisa penyebabnya.
almarhum papa juga suka banget berkebun Mbaa, apa2 ditanam dan pasti numbuh, sayangnya hobby berkebun papa gak nurun sama kami, anak2nya :(
BalasHapusatau mungkin ke cucunya kelak ya mbak?
HapusKreatip banget Mba Lidha euy..sukaaak
BalasHapusPengin pinter nanem-nanem biar rumah adem.
asyik, asyik mari kita beradem-adem ria ^_^
HapusSaya juga suka berkebun mbak. Tapi karena masih sering pindah-pindah terkadang jadi agak malas gitu, apalagi waktu tanaman cabe saya yang sudah berbuah rusak ditimbunin kayu sama tukang, hiks
BalasHapusTapi niat berkebun bangkit lagi setelah baca artikel ini. Terima kasih mbak sharingnya, salam kenal juga :-)
Wah, sama2 mbak.
Hapussalam kenal juga ya :)
Dan yang masih saya lakukan adalah hidroponik, karena memang hanya tahu itu caranya.. hihi, dan ternyata, masih banyak cara lain untuk menanam di lahan yang sempit. Hmm,, butuh kreatifitas nih..
BalasHapus"Masih".... hidroponik
HapusMbak Ery, itu udah luar biasa!! *takjub*
nggak semua lho yang doyan konvensional bisa hidroponik
Kreatif banget mbak, hihihi itu yang sepatu lucu ih. Gak kepikiran sebelumnya.
BalasHapushihihi, dibuang sayang mbak
HapusKalo saya nanamnya pakai pot..hehe.. Tanahnya ada yang impor dari Semarang (waktu kakak saya, Ika Puspita, ke rumah saya minta dibawain tanah sekarung :D ), ada yang impor dari rumah bapak di Purworejo.
BalasHapusUdah ada cabe, sereh, tomat dan pohon kelengkeng. Cabe udah panen beberapa kali. Tomat belum berbuah. Kelengkeng baru berbuah sekali, 7 biji.
Saya pada dasarnya suka menanam-nanam sih. Cuma karena lahannya sempit aja jadi bingung. :D
katanya ada daerah yang tanahnya bagus ya..saya juga kepikiran gitu dulunya.
HapusBingung karena lahan sempit, berarti anda tidak salah berkunjung *hidihhhh*
Salam kenal mbak linda. Di tempatku, tanah hampir gak ada. Udah disemen semua.udah pernah nyoba nanem pake pot, tapi aku selalu gagal. Katanya, emang aku gak bakat nanem hiks.
BalasHapusyang penting doyan mbak, nggak apa nggak bakat.
HapusMbaaa artikelnya sangat bermanfaat, kebetulan di rumah emang ada rooftop garden, kami suka banget gardening tfs ya, nanti bahas tentang mengusir hama putih kayak kutu itu dong mba kalo tahu hihi soalnya my lavender mati hikssss
BalasHapuswah..boleh tuh, saya tampung dulu soal kutu putihnya semoga bisa jadi tulisan
HapusTerkadangnya susahnya, udah halaman terbatas, gak cukup cahaya lagi.
BalasHapusaku di ruamhku banyak sekali belalangnay , jadi tanamanku sering bolong2 daunnya, sudah dikasih obat semprot tetap saja banyak , jadi malas naanm yang baru
BalasHapushmm, jadi kepikiran bikin blogpost hama nih
HapusAku gagal terus bertanam di indor padahal sengaja dikasi lahan dalam rumah
BalasHapusapa ya kurangnya? cahaya? kesuburan?
Hapusbelum pernah..nyoba berkebun..., padahal lahan lumayan cukup...
BalasHapusayo mbak Nova dicoba ^_^
HapusMbaakk.. Tolonglah taman depan dan belakang rumahku ditabemin juga.. Hehehe...kalo kekurangan kuota, halaman rumah saya menerima mbak..😄
BalasHapusWuahhhh, mauuuuu
Hapussini..sini...halamannya dipaketin dulu. Hap, saya siap terima 😄😄
Saya sering lihat miniatur garden di instagram. Memang cantik2 ya. Rasanya pengen berubah jd liliput lalu jalan2 di sana. Oh ya mbak. Kalo diusir dr kontrakan pas buah jambu lagi montok2nya si gampang aja. Dipanen aja dulu jambunya. Masukin karung, trus bawa pindahan deh. Hihihi
BalasHapusHahaha, betul betul. Karungin dulu jambunya ya
HapusWaktu kita tinggal di Nuuk, kita tuh nggak punya pekarangan, karena tinggalnya di flat. Suami yang hobbynya nanam tetap sama menanam cabe, tomat, paprika dan timun di pot..hasilnya lumayanlah..nggak banyak tapi kalau ada buahnya rasanya senang aja..segar dan sehat.
BalasHapusKerennnn.
HapusSaya sering liat postingan mbak bule klo pas winter kan mereka nggak bisa berkebun di luar, solusinya ya berkebun mini-mini ae.
Awww senengnya rumah bisa cantik indah gitu. Garden saya dsini mati semua pas winter :( micro green itu bisa tanaman apa aja atu mesti tertentu mba Lidha? kayanya boleh dicoba didalam ruangan seperti itu. Thanks ya infonya
BalasHapusmicro green bisa dlam ruangan, nggak butuh matahari banyak. Sesekali dikeluarkan dekat cahaya juga bisa.
HapusMicro green setiao tanaman yang bisa dimakan
Keren banget, sangat kreatif... Saya selalu membayangkan punya rumah dg pekarangan depan belakang rimbun oleh tanaman.
BalasHapussemoga kelak mbak :)
HapusNIAT.
BalasHapusNggak ada niat yaudah, TAMAT. Hahaha.
Aku ada lahan Mba depan rumah, nempel tembok. Berapa ya, 1x3 meter kayaknya. Tapi aku nggak ada niat, jadilah itu lahan cuma buat eek kucing xD.
Baca ini aku jadi niat Mba, bismillah mau nanem cabe atau bunga-bunga deh.
di rumah saya konsepnya taman pojokan mba, memanfaatkan lahan kosong di bagian pojok halaman depan :D
BalasHapuswow keren, padahal beberapa hari ini aku lagi mencari artikel seperti ini tuk di coba di rumah dan sekaligus update postingan. ternyata mbak sudah praktekan ya. pengen coba seh tapi ribet ya?
BalasHapusAduuuh kreatif bangeeet,,,kalo aku nanem kayak gini, 3 hari aja udah mati...
BalasHapustanamannya maksudku ... :D
Saya lebih suka mengangkut bunga atau cabe yg ditanam ibu sy k rumah. Setelah itu, sprti biasa....angkut lg bln depan. he...he...
BalasHapusMemang prlu diseriusin ni..
mbak aku follow nih blognya, seneng banget liat tanaman2 nya. itu buatan sendiri?
BalasHapusyang pakai sepatu tuh unik banget ya mba! Aku suka banget kalo ada tanaman di halaman..tapi sayang kurang lahan ^^; kalau aku pengennya punya taman kaktus~ ngurusinnya nda ribet /plak
BalasHapussuika-Lovers.Com
Bener-bener kreatif, dapat memanfaatkan barang-barang tak terpakai. Semoga menginspirasi masyarakat yang lain :-)
BalasHapusbtw selama ini ane kalau nanam biasanya cuma di dalam botol bekas, Hehehe
Mbaaa artikelnya sangat bermanfaat, kebetulan di rumah emang ada rooftop garden, kami suka banget gardening tfs ya.
BalasHapusWah informatif banget nih, langsung praktek ah.. Makasih sharenya kak
BalasHapussama sama ella :)
Hapuskreatif ya, masalahnya berkebun itu manfaatnya banyak tapi belum tentu semua suka ya, aku yang termasuk gak suka berkebun krn apa ayng aku atnam selalu gak hidup
BalasHapushehehe, boleh minta bantuan tukang kebun dulu. Atau ikut komunitas biar semangat :)
HapusDesain templatenya cantik, Mbak. Ini blog berkonsep go green, alias akan awet karena artikelnya bermanfaat dan dibutuhkan banyak orang.
BalasHapusSaya suka pembahasan Mbak soal nanam, yah, meski pekarangan saya lumayan ada lahan untuk nanam cuma malas nerapin karena malas dan sibuk nulis, he he. Bisanya saya lempar-lempar biji lalu jadi. Namun kerap juga tak jadi kala suami malah tak sengaja mencangkul habis tanaman yang bijinya saya semai.
Sekarang alhamdulillah di samping dan belakang rtumah ada pohon nangka dan mangga.
Pengen nanam benih lain di pot bekas atau polibag namun malasnya itu. saya lagi diburu waktu agar segera kelarin tulisan.
Barangkali kalau ada waktu luang dan dana saya akan nanam seperti beberapa tips di atas. :)
Salam kenal, ya, Mbak Lidha.