"Berdoalah kepadaku Niscaya Akan Kuperkenankan Bagimu"
(TQS 40:60)
Saat itu masih awal pernikahan kami yang belum genap setahun. Kami menempati sebuah rumah pinjaman yang cukup lapang, sepi, jauh dari hiruk pikuk kota dengan kesan tak terpelihara. Karena rumah tersebut dipinjamkan seorang kawan yang baik sebelum kami bisa mencari kontrakan, itulah sebabnya tidak banyak renovasi yang kami perbuat. Kadang ada yang menyebutnya seram.
Baik seram bermakna horor, juga seram karena adanya isu kemalingan.
Saat itu saya dan suami sedang bepergian, kami baru pulang menjelang maghrib. Kami ini datang dengan terburu-buru karena setelah itu masih ada acara lagi. Seperti biasa, saya selalu masuk rumah terlebih dahulu, karena saya pikir suami masih ada di belakang, tentu tidak ada niat menutup pintu. Kemudian saya menyegerakan sholat.
Tapi, sebelum sholat saya merapikan isi tas saya. Saat itu ada uang titipan orang. Saya keluarkan uang itu, rapikan dalam amplop, saya taruh di atas meja. Saya juga mengeluarkan buku-buku (entah buku apa) dan menaruh di atas amplop. Lalu meletakkan tas saya di sekitarnya. Jadi, susunannya : uang dalam amplop, buku-buku di atasnya dan tas di sampingnya. Adegan susun-menyusun ini sebenarnya tanpa pertimbangan penting. Hanya mengecek uang titipan saja. Mungkin kalau dengan pertimbangan akan saya taruh uang itu di dalam kamar lebih dahulu. Kemudian saya sholat.
Sementara suami saya lain lagi. Rupanya dia kebelet, lalu buru-buru masuk kamar mandi. Eh, tidak tahunya dilanjut mandi. Ya gak ada masalah sih, kalau saja PINTU SUDAH DIPASTIKAN TERTUTUP DAN TERKUNCI. Sayangnya TIDAK!
Selesai sholat, saya merasa ada sesuatu yang aneh. Ada yang tidak pada tempatnya. Ada yang tidak beres. Tapi, saya tidak bisa menjelasaikan bagaimana. Ketika kami mau berangkat lagi, masing-masing sudah sholat dan saya sudah siap. Tetapi, perasaan saya betul-betul tidak enak.
Akhirnya saya cek kembali uang dalam amplop itu (yang ada di bawah tumpukan buku)
Alhamdulillah, ada!
Ya sudah, beres dong. Tapi saya tetap merasa ada yang keliru. Ada yang berubah posisinya. Ada yang bergerak. Tapi, apa ya?
Akhirnya saya keluar rumah, Sebagaimana persiapan keluar rumah, saya sempatkan mengecek dompet di dalam tas. Meraba-raba, mengaduk-mengaduk. Dan jess... TIDAK ADA DOMPET DI DALAM TAS SAYA.
Rupanya tas sayalah yang bergeser dari posisinya.
Ada seseorang yang telah masuk ke rumah kami tanpa suara.
Kami berdua panik. Memastikan apa yang ada dan apa yang hilang. Pintu samping, tempat kami masuk terbuka sedikit. Saya syok! Kejadian itu BENAR-BENAR TANPA SUARA.
Sepatu safety suami saya hilang, kaus kakinya berceceran di halaman. Sebenarnya ada lagi yang hilang, tapi saya sudah lupa, karena kisah ini sudah lama terjadi.
Saya langsung kalut, saya merasa butuh pegangan namun tidak punya apa-apa kecuali DOA.
Saya sedang menjadi korban. Maka, sebagaimana orang-orang yang mendapat musibah dan dianiaya, doa mereka dikabulkan. Demikan yang saya pahami.
Maka saya pun berdoa :
"Ya Allah, aku ikhlaskan seluruh uangku yang ada di dalam dompet. Namun, aku memohon kepadaMu, kembalikan dompetku dan semua kartu didalamnya dengan cara yang Engkau izinkan. Ya Allah, gantilah sepatu suamiku dengan yang lebih baik. Dan Ya Allah, siapa pun yang telah mengambil semua ini, berikanlah dia petunjukmu. Berikan dia hidayahmu. Sesungguhnya itu mudah bagiMu."
(Doa ini sebenarnya panjang, tapi saya tulis intinya saja)
Selesai.
Kemudian hidup berlanjut seperti biasa. Pelan-pelan saya lupakan kejadian itu, merelakan.
Tidak disangka, hadiah itu kemudian bermunculan satu persatu. Saya tidak ingat persisnya kapan. Suami saya, akhirnya betul-betul mendapat sepatu yang lebih bagus dari sebelumnya.
Lalu waktu berjalan lagi, 1-2 bulan kemudian seorang perempuan datang ke rumah ortu (dan saya ada disana)
Saya tidak kenal siapa perempuan itu, pun dia tidak tahu saya. Dia mencari saya untuk mengantarkan sebuah dompet. Jelaslah saya kaget.
Dompet saya! Dompet yang hilang ?!
Benar itu dompet saya. Benar, semua uangnya sudah tidak ada. Tetapi, semua kartu di dalamnya masih ada.
Saya tidak bisa ngomong apa-apa ke mbak itu, Ibu saya yang lebih banyak bercakap-cakap. Yang membuat saya takjub adalah penemuan dompet itu berseberangan dari tempat tinggal saya (anggap saja saya di selatan, dompet saya di utara).
Seseorang menemukannya dan bercerita kepada si mbak. Karena si mbak sering main ke daerah ortu (KTP saya masih sesuai alamat ortu) maka dia berniat mengembalikannya.
Tahukah setelah saya berduaan dengan dompet itu apa yang terjadi? Saya nangis. Perasaan saya membuncah. Tidak karuan. Bahwa saat saya berdoa dulu, saya betul-betul mendetilkan keadaan dompet saya jika kembali. Saya paham saya kemalingan, maka saya yakin dompet saya pastilah kotor. Tetapi, saya minta kepada Allah tidak ada yang rusak. Dan betul, dompet itu terlihat kotor, tapi masih bagus.
Bahwa saya paham saya kemalingan, kartu ID dan lainnya mungkin ada yang rusak, ada yang sobek sedikit dan lusuh, tetapi saya minta kepada Allah agar kartunya masih berfungsi. Dan betul, ada kartu yang lusuh, ada yang terungkap ujungnya, robek tapi ATM saya memang masih berfungsi.
Perasaan saya saat itu antara senang sekaligus malu pada Allah Ta'ala yang Maha Mengabulkan.
Sesungguhnya Dia Tidak Akan Mengingkari JanjiNya
“Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, ya Allah berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantilah untukku dengan sesuatu yang lebih baik,” kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan akan memberikan kepadanya ganti yang lebih baik.” (HR. Ahmad 3/27)
Dompet dan Keimanan di Kala Kepepet?
Kalau sekarang saya ditanya 'Mengapa Cerita Dompet', saya pikir betapa nyebelinnya saya kok mengharapkan dompet yang tidak seberapa. Tapi dulu, dompet itu memang berharga. Baru beli dan saya suka. Kedua, ini tentang keyakinan yang terbayarkan. Pernahkah berdoa tapi kita tidak yakin doa kita dikabulkan? Tentu, saya pernah. Jadi, yang saya butuhkan sebenarnya adalah (belajar) mengimani apa yang harus saya yakini. Kenyataan bahwa dompet saya bisa kembali adalah LEBIH BERHARGA dari dompet itu sendiri.
Pahamkan maksud saya?
Karena setelah itu saya berikan saja dompet favorit itu, yang saya butuhkan adalah mencintai apa yang saya yakini, bukan mencintai dompetnya.
Jangan Buang Doamu!
Ibu saya pernah bilang jangan buang-buang doa. Sekarang saya mengerti apa yang ibu maksud. Dalam Islam, ada waktu-waktu ijabah (dikabulkan) untuk berdoa dan manusia sering sibuk dengan hal lain. Alias membuang-buangnya.
Ingat tidak? "doanya orang yang teraniaya itu dikabulkan"
Lalu, apa jadinya kalau seseorang dianiaya? Umumnya manusia paling cepat akan mendoakan MUSIBAH KEMBALI PADA YANG MENGANIAYANYA.
Padahal saat itu doa sedang dikabulkan, sementara orang yang disakiti lebih sering mengumpulkan amunisi buat menyumpahi si dia yang sudah menyakiti. Padahal, ucapan saja bagian dari doa. Ini yang dimaksud ibu saya buang-buang doa. Maksudnya sudah buang kesempatan baik buat meminta pada sang Kholik.
Saya bersyukur nggak nyumpahin habis-habisan si maling. Tapi saya pilih agar dia mendapat hidayah bla bla bla dan dompet saya kembali. Itulah mengapa, kisah ini berharga sekali buat saya. Karena ya itu tadi mendoakan orang kebaikan saat dia tidak baik dengan kita itu tidak mudah (buat saya). Sekaligus pengingat buat saya, jika terjadi musibah/disakiti/dizolimi, cepat-cepatlah meminta hal yang benar-benar teramat tinggi diinginkan, dan tidak mendahulukan makian.
Terakhir, karena ini menjelang akhir Ramadhan, reminder juga buat saya agar jangan buang-buang doa. Karena banyak doa akan dikabulkan di bulan suci. Tetaplah meminta kepadaNya, niscaya Dia akan mengabulkan. Tetaplah semangat dan yakin akan janjiNya.
Amiin Allahumma Amiin
Wallahu'alam
Mohon Maaf Lahir Bathin.
Salam, Lidha Maul
Terbawa alur cerita, ikut2an tegang, euui.
BalasHapusTerima kasih untuk tentang "jangan buang doa" itu ya.
So... menginspirasi!
Sama-sama Kak Ros
HapusPengalaman sama dengan saya.kartu identitas anak saya lupa taruh dimana sampai menangis saya Krn bingung.tapi saya doa trus Allah buktikan bahwa engkau maha tahu berilah petunjuk dimana saya taruh KIA anak saya /saya lupa.kalau engkau itu ada dekat saya dengar saya butuh bantuan jadi buktikanlah.sudah lama doa baru ketemu itu kartu KIA Alhamdulillah.saya ingat Allah doa saya didengar saya tambah yakin dg kebesaran Allah
HapusMengimani doa itu emang banyak godaannya, ya, Mbak. Takut enggak pantes memohon ini itu, enggak yakin Allah bakal mengabulkan, gak sabar mengharap hasil dari doa kita, dll..
BalasHapusSemoga saya bisa meneladani hikmah dari kisah mb Lidha ini.
Nice sharing ini mah pokoknya :*
Nah, itu.. takut gak pantes akhirnya gak jadi berdoa -_-
HapusTerimakasih sharingnya. Semoga menjadi pengingat, mendoakan yg baik2 ke org lain walaupun mencelakakan...
BalasHapusSama-sam mbak Han
HapusAlhamdulillah dompetnya ketemu, meskipun saya penasaran bagaimana bisa ya?
BalasHapusReminder buat saya juga ya, mba Lid. Berdoa yang baik-baik karena kebaikan itu juga akan berimbas pada kita. Nice sharing!
Entah mbak, jarak dompet dan rumah pun jauh kali.
HapusPersis kaya cerita temenku, Mba. Dia dicopet di bus, berdoanya juga gitu, karena dompetnya banyak surat2 penting. Ditemuin sama orang, dengan kondisi basah penuh lumpur habis kehujanan, tapi isinya komplit, kecuali uang tentu saja.
BalasHapusAh, makasih remindernya Mba. Kekuatan doa itu kita tau, tapi kekuatan yakin akan terkabulnya doa yang kadang masih samar, hiks.
Doanya dikabulkan ya, sama
HapusMengimani doa itu sungguh hal yang sangat-sangat berharga. Saya pun pernah meragukan doa yang saya panjatkan, terkait apakah saya mampu atau gak. Bahkan kadang ragu itu muncul karena takut, takut kalau doa yang saya panjatkan membuat Allah gak berkenan sama doa saya. Huhuhu, jadi sedih apalagi Ramadan sebentar lagi berlalu.
BalasHapusIyaaa, sering ragunya :(
Hapusmerinding aku mba bacanya noted banget jangan buang doa 🙏🏻
BalasHapusyang ngalamin juga Teh. Makasih ya udah mampir
HapusSubhanallah. Kok jd inget Preman Pensiun yak. Cerita nyata yg sangat menginspirasi. Maaf lahir n batin ya Mb Lid..
BalasHapusSama2 mbak Diba. Maaf lahir batin juga
HapusmasyaAllah mbak, pengingat bagi saya nih :(
BalasHapusBegitu pun saya
HapusSubhanallah Mbak Lid.. Sangat menginspirasi ceritanya, reminder pada diri sendiri jangan menyia-nyiakan waktu yang mustajab untuk berdoa tetapi juga jangan memubadzirkan doa. Suwun Mbak Lidha..
BalasHapusIya mbak Rani :) sama2
HapusAllah memang selalu mengabulkan do'a hambanya ya Mba'.. :)
BalasHapusKitanya aja yang kadang sempet ragu. :(
Nice sharing Mba'.. :)
Kita harus yakin dengan doa kita. Allah bisa mengabulkan, bisa menundanya atau tidak mengabulkan karena tau yang terbaik untuk kita.
BalasHapusMakanya, betul kata Mbak.. Jangan buang doa!
Ya Allaah, jadi teringat benerapa hari lalu saya juga kehilangan dompet dan segala isinya. Yang paling penting kartu2 berharga, tapi jadi lega juga karena nggak membuang doa sia-sia. Terima kasih remindernya Mba, salam kenal.
BalasHapuswow itulah keajaiban dari Allah ya mbak
BalasHapusIya banget. Setiap ada kehilangan, pasti ada datang pengganti yang lebih baik. Walopun awalnya terasa berat, tapi seiring waktu dan ikhlas, akhirnya lupa. Dan biasanya, saat lupa itulah, datang keajaiban. :)
BalasHapusKeren banget pengalamannya Mba. Percaya sama doa yang dilarung ke Allah, InsyaAllah Allah beri jalan
BalasHapusTersentuh bacanya, soo inspiring, maaf lahir batin maak..
BalasHapusSyukur dompetnya kembali ya mba Lidha..Memang benar nasihat itu, jangan habiskan nafas dengan doa negatif...selalu manfaatkan..terima kasih sudah sharing
BalasHapusTerima kasih banyak ya, Mbak. Cerita ini mengingatkan saya untuk tetap percaya dengan kekuatan do'a dan ikhlas. :)
BalasHapusSubhanallah mbak ceritanya, semua permasalahan akan terasa ringan dan menemukan jalan keluar jika kita tidak lupa untuk mengaduh kepada Allah rabbalalamin
BalasHapusceritanya inspiratif banget mbak...
BalasHapusdan akan selalu kuingat: jangan pernah buang doa
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusTerimakasih inspirasi ceritanya mba, saya baru saja kehilangan dompet bserta surat2 yg baru saja saya bayar pajak. Dari cerita disini saya bljar ikhlas dan tak lupa dari doa yg baik2 kepada allah swt wlaupun awal kejadian td baru saja mlm saya brfikir ragu2 dan mustahil. Stelah saya mmbaca cerita mba hati saya tersentuh dan bljar ikhlas.
BalasHapusAssalamualaikum mba, saya mau cerita mengenai dompet umi saya yang hilang sekitar 3 minggu yang lali diambil maling yang masuk kerumah pada jam 10 pagi .
BalasHapusSingkat cerita umi saya pun menangis semua uang dan kartu2 berharga hilang dibawa maling tersebut. Saya yang panik melihat umi saya menangis akhirnya mengetik di google "doa disaat kehilangan dompet" dan saya pun membaca artikel mba ini sekaligu saya membaca yang keras agar umi saya ikut mendengarkan dan saya mengajak umi saya untuk membaca doa yang mba panjatkan.. dengan keyakinan yang sangat kuat saya yakin bahwa surat2 itu inshaAllah akan kembali suatu saat nanti, jikalau memang tidak semoga disaat proses membuat kartu2 tersebut dimudahkan.
Saya sudah tidak memikirkan uang didalamnya yang bikin saya sedih karena umi saya terus menangis karena kehilangan dompet berserta semua isinya..
Singkat cerita tepat hari ini ada 2 orang sepasang suami istri kerumah saya katanya mereka menemukan kartu2 berharga milik umi saya ditengah jalan katanya sih tepat dipolisi tidur "jalan cadas" sedangkan rumah saya di cilongok (lumayan jauh)
Mereka segera mengembalikan semua surat2 tapi dompet dan uangnya sudah tidak ada. Mereka hanya membawa surat yang berada didalam plastik hitam.
Saya sampai tak kuasa menahan tangis karena tak menyangka masih ada orang baik yang mau mengembalikan kartu2 berharga umi saya :")
Dari cerita ini saya makin yakin, Apabila kita tertimpa musibah maka berdo'alah dan jangan sia2kan untuk meminta pertolongan kepada Allah. Karena Allah tidak akan membebani seseorang apabila ia tidak sanggup melewatinya :")
Makasih ya mba, karena pelantara dari cerita mba ini saya menjadi tambah yakin bahwa "JANGANLAH MEMBUANG DOA".
Terimakasih mba :")
BalasHapusMasya Allah.
HapusSaya tersentuh. Terima kasih juga sudah berbagi kembali ceritanya. Alhamdulillah, salam kenal dan salam buat ibunya ya mba :)