Bagaimana Deflasi Dapat Mempengaruhi Kehidupan Sehari-Hari Anda
Tahun 2020 ini menjadi tahun yang unik. Kita dihebohkan dengan pandemi. Orang-orang bicara tentang inflasi. Mungkin di antara kalian sudah banyak yang tahu. Tapi, tahukah kalian kebalikan inflasi, yakni deflasi? Apakah perekonomian bisa memburuk dengan adanya deflasi?
Deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa yang beredar di pasar. Istilah ini merupakan kebalikan dari inflasi. Dimana inflasi adalah kenaikan harga barang. Karena itu, deflasi seringkali berupa inflasi yang bernilai di bawah nol. Inflasi merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi. Dan secara kasat mata deflasi memang berarti kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli dengan lebih menguntungkan, sebenarnya deflasi bisa berakibat buruk bagi ekonomi Indonesia secara makro.
Apa Itu Deflasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, dimana berarti pengurangan harga komoditas barang maupun jasa. Anda bisa membeli barang dan jasa lebih banyak dengan jumlah uang yang sama.
Misalnya sebelumnya Anda bisa membeli satu sak semen seharga Rp. 58 ribu, setelah terjadi deflasi sebesar 10%, harganya akan turun menjadi Rp. 52 ribu untuk jumlah sak semen yang sama. Deflasi bisa menjadi berkah bagi masyarakat pada umumnya karena biaya rumah tangga menjadi lebih terjangkau. Namun apakah pernyataan ini benar seutuhnya?
Jawabnya adalah tidak. Jika kita gali lebih dalam, efek dari deflasi malah sebaliknya. Walaupun deflasi lebih jarang secara alami terjadi, hal ini bisa menyebabkan kehancuran dalam banyak hal dengan penurunan permintaan, investasi yang melambat dan berimbas pada tingkat pengangguran.
Penyebab Deflasi
Deflasi bisa disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor, termasuk kurangnya peredaran uang tunai, dimana meningkatkan nilai dari mata uang, dan berakibat pada turunnya harga barang. Kemudian bisa karena tingginya pasokan produksi dari permintaan, dimana akhirnya pemasok harus mengurangi harga agar masyarakat membeli lebih banyak. Juga bisa dari turunnya permintaan dari barang dan jasa, karena itu mengurangi pengeluaran rumah tangga.
Deflasi bisa disebabkan dari turunnya permintaan barang |
Secara definisi, penyebab deflasi moneter hanya bisa muncul karena kurangnya pasokan uang tunai atau instrumen finansial lainnya. Dan ini dipengaruhi langsung oleh Bank Indonesia. Penyebab lainnya lewat turunnya permintaan barang dan jasa, dan peningkatan produktifitas. Dengan turunnya permintaan, berarti harga juga akan diturunkan nilainya. Hasilnya pengurangan belanja negara, ambruknya pasar saham, sampai pengeluaran rumah tangga dan pengetatan kebijakan moneter dengan meningkatkan suku bunga.
Penurunan nilai juga bisa disebabkan cepatnya pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan perputaran uang dan kredit. Terutama saat meningkatnya teknologi yang berimbas pada tingginya produktifitas barang dan jasa. Perusahaan bisa lebih efisien yang berakibat pada turunnya biaya produksi dan menghasilkan barang yang lebih terjangkau oleh masyarakat.
Deflasi harga lewat peningkatan produktifitas berbeda untuk tiap industri. Contohnya jika kita melihat bagaimana peningkatan produktifitas mempengaruhi sektor teknologi. Dalam beberapa dekade sebelumnya, peningkatan teknologi menghasilkan pengurangan signifikan pada data internet misalnya. Masyarakat bisa lebih menikmati kuota yang lebih besar dengan harga yang sama, dan ini tidak banyak berpengaruh pada perekonomian Indonesia, melainkan mampu mendukung sektor telekomunikasi dan jaringan komunikasi pada umumnya.
Dampak Deflasi
Walaupun secara kasat mata penurunan harga menjadi baik, namun efeknya pada ekonomi bisa buruk, terutama saat peningkatan pengangguran, yang berakibat pada resesi, sampai bahkan depresi ekonomi.
resesi hingga depresi |
Deflasi bisa mengarah pada pengangguran karena saat perusahaan menghasilkan uang lebih sedikit, mereka akan bereaksi dengan memangkas biaya untuk bisa tetap beroperasi. Termasuk diantaranya menutup cabang, pabrik, gudang sampai pemutusan hubungan kerja. Pekerja yang di-PHK kemudian harus mengurangi pengeluaran mereka, dimana menghasilkan permintaan barang yang lebih sedikit lagi dan deflasi terus meningkat yang berakibat lebih rumit. Satu-satunya saat deflasi bisa bermanfaat tanpa menyakiti ekonomi adalah saat bisnis mampu memangkas biaya produksi dan mengurangi harga, contohnya dengan teknologi. Produk teknologi terus turun harganya dalam beberapa tahun terakhir, karena biaya produksi yang turun, dan bukan karena turunnya permintaan pasar.
Kesimpulan
Deflasi bisa menjadi berkah bagi masyarakat dalam jangka pendek, namun jika berlangsung dalam jangka panjang, mengakibatkan masalah pada ekonomi makro. Efek deflasi dalam kehidupan sehari-hari adalah:
- Turunnya harga aset seperti properti, barang rumah tangga dan material infrastruktur
- Investasi seperti reksadana akan turun nilai
- Pemotongan gaji untuk mengurangi biaya perusahaan
- PHK akan meningkat, hasil dari permintaan yang sedikit
Pabrik akan tutup karena peningkatan biaya produksi. Dalam hal ini, Pemerintah harus mampu memantau harga barang bersama BPS untuk nantinya bisa mengambil kebijakan publik untuk menstabilkan harga barang dan nilai tukar Rupiah. Demi mencapai tingkat inflasi seperti yang diharapkan, sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia setahun ke depan.
Waduh saya belum kepikiran sampai deflasi, juga belum mendapatkan harga yang turun. Tapi saya tidak memperhatikan mengenai properti sih, ada penurunan ya?
BalasHapusSemoga ujian ini bisa dilewati oleh negara kita dengan baik.
Sepintas deflasi membahagiankan ya, karena barang-barang jadi murah. Sebagai konsumen tentunya ini jadi berkah. Eh ternyata berbahaya bagi ekonomi makro ya? Duh jangan sampai deh peredaran uang melemah, dan akhirnya pendapatan kita sebagai konsumen juga akan berkurang. Semoga gak pandemic ini segera berlalu
BalasHapusAuto belajar lagi nih naca tulisannya Mbak Lidha.
BalasHapusSedih banget kalo sampe terjadi Deflasi yaaa, karena sekarang pun angka pengangguran masih cukup bayak, semoga kondisi keuangan negara ini semakin hari semakin membaik , amiiin
BalasHapusDeflasi memiliki trickle down effect yang harus dicermati karena bisa membawa kemunduran juga
BalasHapusSebagai warga negara efeknya sudah mulai terasa, hanya bisa berharap dunia segera membaik ya mba. Sedih sekali banyak segi hancur setelah corona :(
BalasHapusAda sisi senang deflasi karena harga yang turun ya.
BalasHapusNamun dibalik itu huuuu, khawatir ada phk dan gaji yang mulai dikurangi,hiks
Semoga cepat berlaluuuu..
Teringat pelajaran ini saat zaman kuliah. Cukup sedih karena deflasi bikin banyak perusahaan atau bisnis yang paceklik. Terjadi pada teman² saya mba, denger ceritanya sedih deh. Semoga lekas berlalu pandemi ini
BalasHapusTernyata kalau uang tunai gak lagi banyak digunakan juga bisa memicu deflasi dan mengancam perekonomian ya mbak?
BalasHapusAgak bingung soalnya kan skrng lg digalakkan supaya cashless aja gtu.
Semoga pandemi ini lekas berlalu ya, krn banyak yg kesusahan hiks
Aku yang kerja di pasar modal terasa banget kalau deflasi/inflasi. Semenjak pandemic corona ini jadi makin terasa anjloknya bursa saham. Sedih lihat banyak portfolio yang pada turun banyak. Tapi kita harus positif ya, badai pasti berlalu.. :)
BalasHapusInflasi atau Deflasi memang merugikan. Saya selama hidup belum pernah mengalami deflasi, tapi tahu bahwa sebelum lahir Indonesia pernah mengalaminya. Gak heran kalau zaman saya kecil masih laku tuh uang Rp5, Rp10, dst. Semoga tidak terjadi lagi yaaa....
BalasHapusSudah mulai kerasa ya deflasi saat ini. Kian banyak saja industri yang harus istirahat operasionalnya. Itu berarti banyak juga karyawan yang terpaksa menjalani unpaid leave, atau bisa jadi malah kena PHK ya. Sedih banget melihat kondisi begini. Semoga segera kembali normal ya seperti sedia kala.
BalasHapusSepertinya deflasi sudah terjadi di masa pandemi ini terutama barang dan jasa tersier. Permintaan menurun tajam. Orang berlomba bikin diskon. Semoga keadaan segera membaik.
BalasHapus