Di tanah rimba, berdiam beruang madu. Di pucuk mangrove, bekantan berayun malu-malu.
Balikpapan, sebuah kota multietnis di Kalimantan Timur yang akan menjadi gerbang IKN. Selagi menyebut kata Kalimantan, biasanya akan muncul kata sandingannya, hutan. Sebagai urang Kalimantan, saya senang kata hutan selalu berdampingan dengan kata Kalimantan. Sejak bahari kala, kami selalu disuguhi betapa menakjubkannya hutan Kalimantan. Tentang hewan-hewan yang menjadi penghuninya, eksotisme enggang dan ragam primatanya, tentang pohon-pohonnya yang tangguh, vegetasinya yang berlapis, daya tampungnya atas lebih dari ribuan spesies keanekaragaman hayati, hingga kisah legenda dan suku pedalamannya yang tak lepas dari makna rimba. Hutan Kalimantan yang ajaib. Semua provinsi di pulau Kalimantan pasti memiliki hutan. Semua hutan di tiap provinsi ini terkenal. Baik hutan di kawasan utaranya, tengah, hingga ke selatan, dari barat juga timur.
Saya bersyukur, Balikpapan yang menjadi kota dengan pembangunan pesat di Kalimantan, masih memiliki hutan. Secara garis besar, ada dua jenis hutan di Balikpapan bila dilihat dari pendekatan tanahnya. Yakni hutan hujan tropis dan hutan mangrove yang tumbuh di pesisir kota. Jenis hutan di kota ini masih terbagi lagi berdasar pengelolaan dan kebermanfaatannya. Sehingga ada hutan lindung, konservasi, hutan kota, hutan wisata dan edukasi. Jalan-jalan ke hutan adalah kegemaran saya, peringan beban, seduhan energi, melepas kungkungan, rileks, pengeluaran emosi, pusat studi, ide, inspirasi, perenungan, juga leyeh-leyeh.
Sejak semula, kota ini adalah hutan. Kalau datang ke Balikpapan, lalu menunjuk ke sebuah perumahan mana saja, dan menanyakan, "Dulu, tempat ini apa ya?" Maka jawaban yang paling sering muncul, " Oh, dulu di sini hutan."
Rutinitas Jalan-jalan ke Hutan
Jadi, sangat wajar, ketika pada akhir pekan yang cukup cerah, kami memilih pergi ke hutan untuk olahraga atau wisata. Masih ada hutan terbuka di kota ini, sehingga cukup bebas untuk memasukinya. Aroma hutan itu berbeda. Oksigen yang berlimpah membuat udara jauh lebih segar. Tidak hanya lewat indra penciuman keadaan tubuh dapat lebih baik, kemampuan tubuh meredakan stres, menurunkan agresi, dan kelelahan psikis, dapat dihasilkan dari indra penglihatan yang sedang menyaksikan pepohonan dan tumbuhan. Tidak peduli saat berolahraga di hutan, atau sekadar melewati pinggiran hutan dengan kendaraan, atau hanya duduk-duduk memandang pohon. Adem gitu ngeliatnya. Ini didasarkan pada penelitian baik dari pakar kesehatan dan psikolog. Kebaikan-kebaikan alam ini selain meresap lewat indra penciuman dan penglihatan, juga masuk lewat indra pendengaran.
HUTAN BALIKPAPAN YANG MEMBANGGAKAN
Rumah Bagi Flora Fauna yang Unik dan Endemik
Sebagai kota yang memiliki hutan hujan tropis dan hutan mangrove, tercatat ada puluhan pengelolaan hutan yang telah dinamai. Berdasarkan sejarahnya, kota ini memang berisikan hutan dengan masyarakat adatnya yang dahulu kala masih mengabdi pada leluhur mereka di hutan-hutan. Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) pada masanya pernah menjadi saksi peristiwa tersebut. HLSW menjadi satu dari tujuh hutan lindung yang ada di Indonesia. Hutan lindung menjadi tempat konservasi bagi satwa dilindungi, seperti orangutan, lutung dahi putih, lutung dahi merah, enggang, juga beruang madu yang menjadi maskot Balikpapan. HLSW yang memiliki bio diversitas luar biasa ini juga menjadi rumah bagi tanaman endemik. Sebut saja jahe Balikpapan, atau etlingera balikpapanensis. Ya, jahe unik ini menjadi satu-satunya flora yang menggunakan nama Balikpapan dalam bahasa latinnya. Untuk saat ini, jahe endemik masih dalam penelitian.
sumber : FB Kebun Raya Balikpapan jahe besar masih dibudidayakan oleh peneliti, belum bisa ditanam massal
Selain jahe besar, ada pula anggrek dan bunga bangkai di Kebun Raya Balikpapan (KRB). Kawasan kebun raya ini sangat banyak menaungi tanaman/pohon khas Kalimantan. Di dalamnya ada pohon kanyere badak, kayu bawang, bandang, durian anggang, merambang, ulin, sengkuang, dan masih banyak lagi.
Selain hutan lindung dan ekowisata, terdapat puluhan hutan kota di Kota Balikpapan. Rumah bagi flora fauna yang makin jarang dijumpai, sekaligus menjadi peneduh bagi kota ini sendiri.
Menyusuri perairan di hutan Mangrove Kariangau, kita akan mendengarkan suara-suara bekantan. Hewan oranye berhidung besar ini biasanya akan malu-malu, tapi kalau beruntung, tak ragu akan berjumpa.
bekantan tersembunyi di mangrove
di Agrowisata Beruang Madu
Paru-Paru Kota
Balikpapan menjadi bagian dari Kalimantan, karena itu kebanggaan akan hutan Kalimantan tumbuh pula dari kota ini. Kalimantan sering disebut sebagai paru-paru dunia, berkat hutannya yang luas, sehingga Indonesia pun mendapat julukan negara penghasil hutan hujan tropis terbesar ketiga. Diawali dari Brazil dengan hutan Amazonnya, dilanjut negara Kongo yang ditutupi 60% hutan hujan tropis, dan ketiga adalah Indonesia (CNN). Artinya, hutan di Balikpapan menjadi telah menjadi bagian paru-paru negeri. Niat pemerintah kota Balikpapan untuk memiliki “Hutan Kota Ekosistem Kawasan Tropis Terbesar di Dunia” bisa dibantu untuk diwujudkan. Patut juga dipertahankan aturan Pemkot Balikpapan yang setia pada pola 52-48 alias 52% untuk ruang hijau dan 48% untuk pembangunan kota.
no edit warna, no filter. Kalau tidak mendung, langit birunya sebiru ini.
Hutan Mangrove yang Luas
Balikpapan memang merupakan kawasan pesisir, yang memiliki teluk dengan kawasan mangrove yang meliputinya. Dahulu kala hutan mangrove sempat terabaikan. Sedikit yang menganggapnya bagian dari hutan yang patut dilindungi. Sehingga sempat terjadi pencemaran dan penebangan. Namun kini hutan mangrove menjadi tempat yang dengan berbagai potensi. Sebut saja potensinya sebagai wisata, baik edu dan eko, sebagai tempat konservasi habitat asli mangrove, sebagai pelindung kota dan warganya.
Ngomong-ngomong, Indonesia merupakan negara dengan hutan mangrove terluas di dunia. Senang ya. Hutan mangrove #IndonesiaBikinBangga. Sedangkan Kalimantan Timur merupakan provinsi yang memiliki mangrove dengan tutupan lebat tertinggi di Indonesia berdasar kondisi dan sebaran mangrove di luar kawasan hutan. Sehingga ada kebanggaan pada hutan mangrove Balikpapan yang berkontribusi terhadap luasnya hutan mangrove negeri.
Orang Balikpapan boleh berbangga akan hal ini.
Pesona Mangrove Balikpapan
Perlindungan dan Kehidupan Bagi Kota
Hutan di Balikpapan tidak terpusat pada satu titik saja. Hutan-hutannya berada di pinggir batas, dan menyebar di titik-titik kota. Adanya hutan bagi kota ini telah memberikan perlindungan yang mungkin tidak disadari semua kalangan. Hutan Lindung Sungai Wain dan sekitarnya telah sekian lama berkenan melindungi danau yang diolah menjadi air minum bagi warganya. Hutan juga menjadi penetralisir efek rumah kaca, dan perlindungan terhadap sinar ultraviolet bagi kota ini.
Sedang hutan mangrove-nya memberikan perlindungan dari bahaya abrasi, banjir, dan angin kencang. Hutan-hutan di kota ini telah sekian lama membantu kehidupan masyarakatnya. Hutan mangrove menjadi daya tarik bagi ikan-ikan mencari makan, yang dengan itu memberikan kemudahan bagi para nelayan mencari tangkapan.
Berwisata Alam Berkat Hutan
Saya bersyukur makin tahun banyak yang melirik potensi wisata alam di Balikpapan. Berkat tutupan hutannya yang luas, danaunya yang luas, pesisirnya yang hijau, kota ini makin pintar mengembangkan wisata berbasis alam, terutama berkat hutannya. Inisiatif ini nggak melulu datang dari pemerintah. Banyak gagasan muncul juga dari masyarakatnya yang hidup berdampingan dengan hutan. Sebut saja, Agus Bei, pemrakarsa Mangrove Center, dan Pak Muh. Tadi, ketua tani yang menggagas ekowisata hutan bambu.
wisata alam di Balikpapan
ALASAN MENYUKAI HUTAN
Paparan Alam yang Menyehatkan
Secara personal, hutan punya efek magis buat saya. Dengan hanya memandangnya, mengalirlah ketenangan dan kekuatan yang sulit diterjemahkan. Di setiap perjalanan antar daerah dan provinsi, saya menemukan hutan sepanjang perjalanan. Indah nian membentang. Memang, tinggal di Kalimantan Timur membuat saya masih cukup mudah menemukan hutan.
Ada sebuah kisah datang dari anonim, begini ceritanya :
Lelaki ini sedang lelah dengan ritme pekerjaannya. Dering telepon tiap hari menekan laju kinerja pikirannya hingga memicu stresnya. Dia punya pilihan untuk menghentikan sementara pekerjaannya agar terasa normal kembali. Namun, ternyata cara tersebut kurang mampu mengurangi penguapan pikiran. Otaknya terus saja sibuk memikirkan pekerjaan meski semua fasilitas dukungan telah disingkirkan dari pandangan. Sampailah dia pada pilihan untuk pergi ke hutan, rileks di alam terbuka. Setelah merasa cukup waktu berada di hutan, benang kusut di pikirannya terurai. Lega. Dia pun siap memulai aktivitasnya kembali. Sedang apa dia di hutan? Hampir tidak ada, kecuali bersantai mendengar alam semata. Perbedaan tempat bersantailah yang membuat energinya seakan terisi kembali. Hutan.
Cerita dengan sumber anonim memang sulit dicari kebenarannya. Tetapi, penelitian tentang hutan sebagai pelepas stres telah banyak mengemuka. Roger S. Ulrich, profesor di Pusat Penelitian Bangunan Perawatan Kesehatan, Universitas Teknologi Chalmers, Swedia, menulis paparan lingkungan alam dapat mengurangi stres dan memiliki efek langsung pada pemulihan kognitif. Kesimpulan ini muncul setelah adanya penelitian terhadap subjek terpilih yang telah dikondisikan dalam keadaan tegang, lalu sebagian diberikan paparan pemandangan perkotaan, dan sebagian pemandangan alam. Hasilnya, pemulihan subjek secara fisiologis dan verbal lebih cepat ketika terpapar lingkungan alami dibanding lingkungan perkotaan. Paparan pemandangan alam nyata atau simulasi dapat memulihkan psikologi dan fisiologi seseorang dari stres dengan meningkatkan emosi positif dan mengurangi emosi negatif, seperti rasa takut atau marah. Tulisan Roger S. Ulrich dan beberapa rekannya ini tercantum dalam artikel Stress Recovery During Exposure to Natural and Urban Environments dalam Journal of Environmental Psychology, September 1991.
Hingga kini makin banyak penelitian yang menunjukkan hutan mampu berkontribusi terhadap kesehatan. Studi menunjukkan bahwa memandang pepohonan memungkinkan sistem saraf parasimpatik untuk mendapatkan keunggulan, menenangkan seluruh tubuh dan membuat kita lebih rileks. Sistem saraf parasimpatik merupakan saraf yang mengaktifkan respons istirahat dan pencernaan, sehingga pernapasan menjadi tenang, tekanan darah mereda, cairan pencernaan mengalir, otot rangka mengendur, dan usus melanjutkan motilitasnya. Dengan banyaknya penelitian ini, maka terjawablah mengapa memandang hutan memberikan ketenangan dan kekuatan bagi kita.
Masyarakat Jepang mengenal teknik shinrin-yoku. Shinrin berarti hutan, dan yoku berarti mandi. Shinrin-yoku atau forest bathing adalah tata cara kuno yang berkaitan dengan kebijaksanaan dan ilmu kesehatan. Sebagaimana banyaknya penelitian, hutan dan lingkungan dipercaya akan merangsang pikiran manusia untuk meningkatkan atau pun memulihkan kesehatan fisiologi dan psikologi dengan memfungsikan kelima indera.
Penghasil Udara Bersih
Alasan mengapa saya senang jalan-jalan ke hutan karena udara bersihnya juara! Satu tarikan napas saja sudah berasa segarnya. Keberadaan hutan kota di Kota Balikpapan diperhitungkan luas totalnya mencapai 278.836 Ha dari 28 hutan kota yang tercatat dalam kurun waktu 2016-2017. Sedangkan, sedangkan Hutan Lindung Sungai Wain memiliki luas 10.025 Ha. Kebun Raya Balikpapan dengan hutan alami di dalamnya tercatat dengan luas 50.330,57 Ha, dan Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan (pusat beruang madu)1,3 Ha. Masih tersisa beberapa kawasan hutan kecil alam terbuka lainnya. Jadi, sangat merugi bila warga Balikpapan belum berkunjung ke hutannya. Dengan masih tersedianya hutan di kota, maka udaranya bersih, birunya langit dapat lebih jelas terlihat.
Kita tahu bahwa pepohonan merupakan penghasil oksigen, yang dibutuhkan manusia untuk bernapas, dan menyerap karbondioksida. Bukan hanya hutan hujan tropis, potensi hutan mangrove tidak kalah penting dalam menyerap karbondioksida. Bahkan fitoplankton yang juga penghasil oksigen di perairan, juga tersedia di kawasan perairan mangrove. Jadi, tidak mengherankan bila jalan-jalan ke hutan memang terasa menyegarkan.
Mencegah Bencana
Sejak lahir di Balikpapan, kota ini memang jarang mengalami bencana alam. Tapi, bukan berarti tidak ada ya. Kawasan pesisirnya pernah mengalami banjir dan diterjang angin puting. Sampai kemudian diprakarsai agar diadakan penanaman mangrove kembali yang dulunya pernah mengalami penebangan liar. Alasan kenapa sih saya suka hutan yang satu ini tak kalah penting. Karena siapa yang mau daerahnya kena bencana ya kan? Kontur Balikpapan memang berbukit-bukit. Sehingga pemeliharaan hutan sangat penting mencegah longsor. Pada tahun 2015, kota ini menambah lagi tiga hutan kotanya.
Penyedia Pangan
Orang tua saya telah lama mengenalkan kuliner lezat dari hutan, yang kebanyakan berupa buah-buahan. Karena hutan tidak hanya berisi pohon produktif, namun juga pohon buah yang menjadi makanan bagi para satwa di hutan. Memasuki masa panen buah adalah masa yang kami tunggu-tunggu. Kalian mungkin sudah dengar tentang buah-buah Kalimantan kan, ada elai (semacam durian), kapul (semacam manggis dan kecapi), ada buah ihau atau duku Kalimantan (mirip kelengkeng dengan kulit kasar bertekstur), buah rambai, buah maritam (serupa rambutan) dan masih banyak lagi.
Hutanku, Tempat Alam Bernyanyi
Tahu mengapa saya suka hutan? Ya, karena hutan adalah tempat alam bernyanyi.
Memangnya alam bernyanyi?
Selama ini mungkin terpikirnya hanya burung-burung saja yang bernyanyi. Secara bahasa, bernyanyi berarti mengeluarkan nada. Tetesan air dari daun, gesekan ranting, pecahnya biji-bijian, akan menghasilkan suara-suara kolektif yang merdu. Bernyanyi mempunyai perspektif sebagai suara yang menenangkan dan menyenangkan. Kita juga tahu bahwa suara sungai mengalir itu meneduhkan pikiran. Semilir angin, jatuhnya daun, sampai suara burung, katak, atau owa, merupakan senandung dari suara-suara di alam.
Tahukah bahwa tonggeret membuat orkestra ?
Pertama kali mendengar suara tonggeret atau garengpun, mungkin akan terasa mirip suara jangkrik yang nyaring semata. Suara tonggeret memang sangat nyaring. Beberapa kali di belakang rumah kami, masih terdengar suara tonggeret. Umumnya yang bersuara adalah jantan. Mereka senang ‘konser’ pada pohon-pohon yang besar. Setelah tonggeret memanggil para rekannya, mereka mengadakan konser. Nyanyian tonggeret ini dikenal sebagai pertanda pergantian musim kemarau.
Tonggeret/garengpuan/cicadas Foto : Denis Doukhan from Pixabay
Nyanyian katak pasti tidak asing lagi. Kebalikan dari tonggeret, para katak senang bernyanyi setelah kedatangan hujan. Spesies katak terkecil yang hidup di kantong semar, bernyanyi selama beberapa menit sejak matahari tenggelam hingga mencapai terbenam.
Dalam
agama Islam, dipercaya bahwa hewan-hewan dan alam ini bertasbih. Mereka
memiliki bunyi-bunyiannya masing-masing. Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah:
kepada-Nya bertasbih apa yang di
langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.
Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(TQS :
An-Nuur : 41)
Suara-suara di alam makin menggoda untuk didengarkan. Makin didengarkan, makin rileks keadaan tubuh, makin damai di hati. Datanglah ke alam, bedakan suara tarikan pakis liar dan bulir ilalang. Ketika berada di hutan, saya juga bisa mendengarkan kicauan burung, kepakan capung dan kupu-kupu, suara lebah, dan nyanyian para burung. Seakan mereka bersenandung, memainkan simfoni alam. Saya merasa, kalau makin sering di alam, pendengaran juga makin tajam.
MANFAAT MENDENGARKAN ALAM BERNYANYI
Hutan selalu menjadi rumah terbaik bagi alam bernyanyi.
Alam bernyanyi merupakan representasi keadaan yang baik. Sebaliknya, ketika alam kehilangan suaranya, keadaan sedang tidak baik. Bagi kita yang tidak terbiasa, suara primata akan terdengar ‘uu-aa’ semata. Makin didengarkan makin bisa dipelajari bahwa suara primata yang stres karena tinggal di tempat yang bukan habitatnya, berbeda dengan suara primata yang tinggal di habitat aslinya. Peran dengar inilah yang dapat menentukan apakah alam sedang baik atau tidak. Apakah hutan kita baik-baik saja atau tidak.
Dengan mendengarkan suara alam bernyanyi, kita berharap agar kepekaan terhadap alam pun meninggi.
CARA MENDENGARKAN ALAM BERNYANYI
Tarun Nayar adalah seorang musisi yang bereksperimen pada pencarian suara-suara flora di alam. Dia memanfaatkan aliran listrik (bioelektrik) pada tanaman dan resonansi alami agar bisa mendengar yang tidak mungkin didengar telinga secara langsung. Hasilnya sungguh mengagetkan. Daun murbei ternyata bisa bernyanyi, jamur mengeluarkan suaranya, dan semua flora yang disentuhkan dengan aliran listrik ini mengeluarkan senandungnya. Ini bisa menjadi bukti bahwa alam memang memiliki suaranya. Tapi, mendengarkan dengan cara ini akan terasa rumit. Tujuan utama dari mendengarkan alam bernyanyi adalah mengisi energi diri dan menumbuhkan kepekaan terhadap alam. Caranya bisa dilakukan dengan pergi ke alam terbuka, tidak banyak melakukan apa-apa, cukup sediakan diri untuk lebih berkenan menikmati alam. Semakin sering menikmati alam terbuka, dengan membuka pikiran dan kelima indra, rasa sayang kepada hutan dan alam ini akan terbentuk.
Tak Ada Hutan, Tak Ada Masa Depan
ANCAMAN TERHADAP HUTAN BALIKPAPAN
Sejak awal, kota ini adalah hutan. Tetapi, luasnya hutan di kota ini, telah mengalami penurunan. Secara luas, hutan Kalimantan Timur pun demikian. Tercatat dari tahun 2001 hingga 2019, telah terjadi penurunan luas lahan tutupan pohon sebanyak 3,3 juta di Kalimantan Timur.
Harus diakui, meski ada penambahan, lapisan hijaunya menurun.
sumber : https://databoks.katadata.co.id/
Ancaman terhadap hutan Balikpapan sebenarnya tak berbeda sebagaimana hutan lain di Kalimantan Timur. Secara garis besar, ancaman ini terbagi dua. Ancaman ini dapat terjadi karena deforestasi dan degradasi
DEFORESTASI
Para ahli menyebutkan salah satu fungsi hutan adalah menjadi inang virus. Jadi, tidak mengherankan bila virus-virus berpindah ke kota. Ya gimana? Hutannya saja menghilang.
1. Alih Fungsi Hutan
Alih fungsi hutan menjadi perkebunan industri juga terjadi di Kaltim, dan perkebunan terbesar masih didominasi kebun sawit. Indonesia memang merupakan penghasil sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Kaltim terus mengalami peningkatan yang hingga akhir 2017 sudah mencapai 1,2 juta hektar. Tidak hanya kebun sawit, perubahan hutan ke perkebunan dapat menjadi ancaman terhadap hutan itu sendiri. Karena itu diperlukan riset dan pengelolaan yang bijak baik terutama untuk industri yang berskala besar ketika akan membuka lahan hingga penanaman.
sumber : https://databoks.katadata.co.id/
Bagaimana dengan Balikpapan? Karena alih fungsi menjadi perkebunan pasti ada. Yang perlu diantisipasi akankah alih fungsi ini merusak lingkungan dan habitat yang ada sebelumnya?
Untuk perkebunan sawit berskala industri masih belum menemukan data yang definit terbuka. Tetapi, perkebunan sawit jelas ada di kota ini, pun dengan pabriknya. Perkebunan dapat menjadi ancaman bagi hutan jika perkebunan itu dapat merusak kelestarian lingkungan sekitarnya, merusak fungsi hutan, serta habitat bawaannya.
2. Pertambangan
Selain punya hutan, Kaltim eksis dengan minyak bumi dan batubaranya. Akhir-akhir ini lebih terdengar tentang batubaru saja. Harus diakui, penambangan besar-besaran ikut menghilangkan hutannya, karena area penambangan memang lebih banyak di kawasan hutan. Sayangnya, ada pula tambang-tambang ilegal yang mengakibatkan jebakan-jebakan betmen di alam. Penambangan yang tidak memerhatikan aspek lingkungan turut menjadi penyebab bencana seperti banjir.
lubang-lubang bekas tambang ilegal
Pemerintah Balikpapan selama ini berjanji tidak akan mengizinkan pembukaan area pertambangan di kota ini. Tetapi, beberapa titik-titik area pertambangan tak berizin memang nyata adanya. Peran masyarakat sekitar penting untuk pemantauan dan pelaporan agar hutan dan lingkungan tetap terjaga dari pihak-pihak "nakal".
3. Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan selain karena ulah manusia dapat disebabkan karena faktor alam. Fenomena el nino yang dapat memperlama musim kemarau, bisa menjadi pemicu munculnya titik-titik api di hutan. Untuk mencegah dampaknya, perlu adanya kolaborasi #TeamUpforImpact BMKG, dengan masyarakat dan semua instrumen terkait.
4. Pembangunan
Faktor penyebab deforestasi lain adalah pembangunan. Sejarah menyebutkan bahwa kota ini dahulunya adalah hutan, hingga para transmigran berdatangan dan kebutuhan akan permukiman meningkat. Pembangunan ini mungkin akan terjadi lagi seiring dengan perpindahan IKN. Apalagi Balikpapan dengan kota modern merupakan pintu IKN.
Sebagaimana kita tahu, bahwa telah ada penetapan ibu kota negara yang baru, yang lebih nyaman disingkat IKN di Kalimantan Timur. Walaupun, pembangunan berskala besar berada di seberang Balikpapan, tetapi Balikpapan tetap siaga. Persiapan itu tak lepas dari pembenahan kota dan pelestarian lingkungan yang juga termasuk hutannya.
"Berhentilah mengeluh// Ingat, kau yang pegang kendali// Kau yang mampu obati." (lirik "Dengar Alam Bernyanyi")
DEGRADASI HUTAN
Selain deforestasi, ancaman terhadap hutan juga dapat terjadi akibat degradasi, yakni keadaan di mana tingkat keanekaragaman hayatinya menurun akibat dari deforestasi atau kondisi alam yang berubah. Degradasi merupakan ancaman hutan yang besar yang dapat mengakibatkan flora-fauna dapat lenyap dari hutan atau berpindah ke bukan habitat alaminya.
Perubahan Iklim
Perubahan iklim bukan dongeng. Penggundulan hutan dan pemanasan global di Kaltim rupanya ikut menaikkan suhu 0,95 derajat di atas suhu yang sudah hangat. Perubahan iklim ini dapat menjadi ancaman bagi kelestarian hutan, karena dikhawatirkan dapat memicu kebakaran dan kekeringan hutan. Bila hutan dan daerah resapan air berkurang, maka potensi banjir dan terjangan angin memungkinkan untuk terjadi.
Pada tahun 80-90an, kota ini sangat jarang ditimba bencana banjir. Namun kini, di beberapa kawasan kota dinyatakan tidak mampu adaptif dengan hujan deras, sehingga menjadi sinyal rawan banjir.
Pengelolaan Hutan yang Buruk
Besarnya dampak pertambangan dan perkebunan tidak bisa dilepaskan dari validasi awal perizinan. Sistem kelola hutan yang baik melibatkan instrumen pemerintah, masyarakat adat, dan setempat. Sistem kelola hutan yang buruk menjadi ancaman dapat hilangnya hutan dan fungsi hutan. Karena itu dibutuhkan peran AMDAL, pemantauan, serta penegakkan hukum yang berjalan.
KETIDAKPEDULIAN TERHADAP HUTAN DAN ALAM
Ketidakpedulian kita terhadap alam sangat mampu menjadi ancaman bagi hutan dan segala isinya. Padahal ancaman bagi hutan berarti ancaman bagi planet. Tak ada hutan, tidak ada kehidupan. Ketika berbicara hutan, kita tidak hanya berbicara pepohononan, tetapi juga keanekaragaman hayati dan siklus kehidupan. Satu spesies flora atau fauna yang hilang dari muka bumi, akan memutus mata rantai kehidupan. Hilangnya 'mereka' mampu mempercepat kerusakan dan musnahnya bumi.
Larangan membuang sampah di hutan, juga merupakan perlindungan terhadap flora dan fauna hutan. Pencemaran lingkungan akan menjadi sumber kehilangan flora dan fauna di muka bumi.
monyet yang berkeliaran di pinggir jalan, bisa membahayakan mereka.
sampah yang dibuang di jurang hutan
Jaga Hutan Agar Alam Tetap Bernyanyi
YUK, GENERASI MUDA IKUT PEDULI HUTAN
Generasi muda sekarang sebenarnya udah banyak yang asyik, yang bisa diajak ngobrolin tentang hutan ya kan. Kepedulian generasi muda dapat memicu tren cinta hutan dan lingkungan. Kalau sudah anak mudanya yang suka, hal yang terjadi selanjutnya adalah lapisan masyarakat lainnya, bisa ikutan.
Tanggal 7 Agustus 2022 lalu, sebenarnya merupakan Hari Hutan Indonesia dengan tema #HutanKitaSultan. Walaupun sudah lewat, tapi kepedulian kita terhadap hutan bisa terus berlanjut. Untuk peduli dengan hutan, kita nggak harus tinggal di hutan macam Andrew Kalaweit sekeluarga kok. Kita bisa peduli dengan hutan dengan cara berikut.
Wisata Alam
Kita tahu ada orang yang tidak nyaman berjalan-jalan di hutan atau alam terbuka bukan? Bagi mereka, ada perasaan aneh meliputi, seperti cemas dan takut. Kondisi ini sebenarnya bisa dipelajari dengan memahami beberapa hal berikut. Pertama, jenis-jenis hutan itu berbeda-beda, sehingga tidak semua hutan dapat bebas dimasuki. Kami pun hanya sering pergi ke hutan yang memang boleh dan dapat dimasuki. Memilih wisata alam sekalian forest bathing, bisa menumbuhkan rasa peduli kita terhadap lingkungan. Benih kepedulian ini akan membantu langkah kita untuk ikut andil dalam menjaga hutan.
Kelebihan dari hutan-hutan wisata umumnya sudah dikelola dan ditata lebih baik, disediakan jalur tracking, pusat informasi, dan pemantauan pengunjung.
wisata di Kebun Raya Balikpapan
Jaga Kebersihan Alam dan Lingkungan
Yes, peduli sampah dan lingkungan selalu jadi prioritas. Bila pergi hutan dan alam terbuka, jangan meninggalkan apa pun kecuali jejak, jangan ambil apapun kecuali gambar. Generasi muda dapat ikut gerakan cinta lingkungan yang sekarang banyak digalakkan yayasan dan organisasi lingkungan.
Turut Menjaga dan Melindungi Flora dan Fauna Hutan
Hutan di Balikpapan masih menjadi tempat perburuan. Burung, tupai, hingga musang sering menjadi incaran pemburu. Hal-hal yang memang dilarang di hutan, jangan dilakukan. Termasuk memberi makan hewan yang telah tertulis dilarang untuk diberi makan atau memetik tanaman yang tidak boleh diambil. Alasan logis tidak boleh memberi makan satwa, biasanya karena manusia masih asal memberi, dan satwa yang seharusnya mampu mencari makan di hutan, akhirnya terbiasa diberi makan.
Donasi dan Gerakan Adopsi Hutan
Menjaga kelestarian juga membutuhkan dana. Pun banyak penggerak yang terlibat. Dengan berdonasi kita bisa ikut melestarikan hutan. Adopsi hutan adalah cara lain memiliki pohon yang ditanam di hutan, tanpa harus pergi ke hutan. Cukup dari rumah saja #UntukmuBumiku.
Banyak penyelenggara yang bisa membantu kita mewujudkan aksi adopsi hutan, misal saja dari www.HutanItu.id
Bait di atas adalah refrain dari lagu “Dengar Alam Bernyanyi”. Lagu ini baru saja rilis 22 April 2022. “Dengar Alam Bernyanyi” bercerita tentang lingkungan, hutan, alam, yang dinyanyikan oleh trio Laleilmanino. Lagu yang tercipta di tengah hutan belantara ini menjadi official theme song untuk Y20 tahun ini. Y20 sendiri merupakan bagian dari Presidensi G20. Lagu ini diharapkan agar generasi masa kini terpanggil untuk peduli dengan hutan dan lingkungan. Coba kita tonton videonya di Youtube berikut.
Kita juga bisa mendukung pelestarian dengan cara mendengar lagu “Dengar Alam Bernyanyi” di Spotifydan Apple Music agar royalti dapat digunakan untuk membantu perlindungan hutan Indonesia #UntukmuBumiku #IndonesiaBikinBangga #TeamUpforImpact #DengarAlamBernyanyi #HutanKitaSultan
Dukung Masyarakat Adat yang Melindungi Hutan
Nama Suku Dayak sudah tidak asing lagi bila menyebut nama Kalimantan. Suku Dayak menempati semua provinsi di Kalimantan tak terkecuali di Kaltim. Suku ini terkenal sebagai penjaga rimba, berkat kehidupan mereka yang berdampingan dengan hutan. Di antara banyaknya hutan yang dilindungi suku adat, ada yang menjadi hutan adat bagi masyarakat ini. Hutan adat secara resmi menjadi milik komunitas adat berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 35/PUU-X/2012. Umumnya hutan adat dijaga dan dilindungi dengan cara menerapkan aturan pokok tentang tata memasuki hutan, larangan, dan pantangan, serta sanksi bagi pelanggar. Dengan cara ini hutan dan segala isinya tetap lestari sebagaimana mestinya.
Bijak Menggunakan Produk
Lebih bijak menggunakan produk, karena setiap penggunaan produk berperan terhadap lingkungan. Nampaknya generasi sekarang memiliki kesadaran terhadap produk dan aktivitas yang dapat merusak lingkungan. Ini juga dapat dilihat dari partisipasi mereka pada sebaran greenawareness di lini masa. Mulai dari keputusan membeli produk yang ramah lingkungan, keputusan mengurangi produk non-ramah lingkungan, dan kreasi dalam produk daur ulang. Secara substansial, tindakan ini memberikan energi positif bagi hutan dan lingkungan untuk masa depan.
Menjadi Generasi Muda yang Mencintai Hutan
Lestarikan Aset Teduh, Lestarikan Alam Bernyanyi
Saya pikir ini menyukai hutan tidak terjadi serta-merta. Sejak kecil saya diberi ‘peliharaan’ bernama pohon. Biasanya saya akan menyisakan waktu untuk memanjatnya setelah pulang sekolah. Pohon ini menemani saya dari hari ke hari, menjadi tempat makan, tempat belajar, tempat mengadu. Dia adalah teman saya. Suatu hari rumah kami terbakar, dan pohon yang menjadi tempat saya bersandar ikut hangus terbakar. Waktu tahu pohon kesayangan habis terbakar, saya menangis. Peristiwa kehilangan itu sulit terlupakan hingga beberapa tahun setelahnya.
Perasaan suka akan hutan dan alam juga ditumbuhkan dari cerita-cerita masa kecil orang tua saya. Namun, selagi tidak ada yang bercerita tentang luar biasanya hutan negeri ini pada kita, maka kita bisa mencintai hutan dengan lebih banyak membaca konten tentang hutan. Edukasi diri sendiri itu penting sekali.
"Tuhan menitipkan aku, di genggam tanganmu"
Di antara tanda-tanda kebaikan Tuhan yang diberikan kepada manusia, hutan adalah satu dari pemberian itu. Manusia mengambil manfaat dari hutan, dan manusia diminta menjaga hutan. Tuhan tidak mungkin keliru dalam memberi amanah. Kita punya hubungan timbal balik dengan hutan. Saling mengasuh dan mengasihi. Seperti lirik dalam lagu #DengarAlamBernyanyi
"Bila kau jaga aku, kujaga kau kembali."
Segala penciptaan yang ada di muka bumi ini tidak mungkin tanpa sebab, begitu pun dengan hutan seisinya. Mari raih peran positif untuk melestarikan hutan. Manusia dan alam semestinya bisa saling mesra.
Terimakasih telah membaca, silakan berkomentar yang baik. Mohon tidak menaruh link hidup, situs yang mengandung SARA, judi online, web scam dan phising, karena akan dihapus.
Aku syukaaa deh dengerin lagu 'Dengar Alam Bernyanyi" ini, easy listening ya.Kita memang wajib menjaga hutan dan alam lingkungan di sekitar kita. Banyaknya ancaman yang melukai hutan akibat ulah tangan manusia ini yang harus diatasi sebaik-baiknya. Bermain ke hutan dan menikmati udara segar alami tentu sebagai stress release terutama bagi orang2 perkotaan.
akkhh pengen banget ke hutan, wangi alami dari tanah basah, dedaunan, pohon dan bunyi hewat hutan. Pernah kepikiran pengen bawa biji-bijian seperti biji alpukat, durian, rambutan yang sisa makan ke hutan lalu kebayang nanti akan tumbuh pohon pohon nya dan berbuah hehe.
Wah aku penasaran dg musik yg diolah Tarun Nayar...eh tadi ada link-nya ga? Harus baca ulang kayaknya hahaha..
Aku juga penasaran dengan elai..apakah rasa dan baunya mirip durian juga? Di foto, fisik buahnya mirip durian banget yaa...
Aku juga ikut bangga dg komposisib52-48 yg dipertahankan pemkot balikpapan. Seumur hidup aku batu sekali ke BpN..semoga suatu hari bisa kembali dan menikmati hutan2 cantik di sana.
Bener ya dengan ungkapan bila mau jaga aku, maka aku akan menjagamu kembali. Begitu pula dengan hutan Kita, kalau Kita Jaga maka hutan juga akan menjaga Kita. Soalnya kalau hutan banyak ditendang bisa menimbulkan longsor yang merugikan manusia juga
Terharu bacanya dari atas sampai bawah Lidha. Sebagai anak yang lahir dan besar di Kalimantan Timur aku merasakan hutan adalah taman bermain yang menyenangkan, walau orang kota bilang ga tahan dengan nyamuk - becek - bau yang khas dari hutan bahkan ketakutan jika dengar suara tonggeret bersahutan
padahal untuk orang yang dekat dan tinggal di pinggiran hutan, dekat dengan alam itu menenangkan.
semoga menang yaaa tulisannya baguuus banget, dan semoga niat pemerintah kota Balikpapan untuk memiliki “Hutan Kota Ekosistem Kawasan Tropis Terbesar di Dunia” bisa diwujudkan.
Langsung aku buka spotify mak biar ikut serta untuk mencintai hutan. Di bandung juga banyak hutan apalagi di daerah atas, selain bikin sejuk dan healing, enak juga jadi sarana olahraga dan tempat ngopi yang asyik sambil denger suara tongeret
Persoalan hutan dimana2 soal degradasi. Kalo lagi travelling suka sedih liat hutan2 digundulin. huhuu.. aku gak tau udah ada amdalnya atau nggak, tapi sedih gitu liat hutan botak.
Aku belum pernah ke Kalimantan dan semoga suatu hari kelak bisa mengunjungi pintu gerbang IKN itu mba. Memang kalau diesbutkan tentang Kalimantan, maka akan identik dengan hutan hujan tropis dan mangrove. Rasanya seneng banget kalau bisa ajak anak-anak jalan2 ke hutan yang masih asri gitu, sambil dengerin Dengar Alam Bernyanyi fav anak2.
aku jadi pengen ikutan adopsi hutan mbak. honestly sedih banget kalo liat bencana banjir dna karhutla terutama di kalimantan karena aku kecil tinggal di kalimantan dan hutan tu udah jadi semacam tempat bermain yg menyenangkan banget. sekarang makin banyak hutan yg dibakar ditebang akhirnya banjir banyak korban. sediih banget deh
Suka sedih sama oknum yang membuang sampah seperti itu di jurang hutan ya mbak. Jujur aku belum pernah ke Kalimantan, kalau jalan jalan ke hutan rasanya senang sekali ya mbak. Kita bisa tahu banyak hal
Terharu banget baca lirik lagunya. Semoga aja makin banyak yang sadar akan pentingnya menjaga hutan kita agar tetap lestari yah, supaya kita semua bisa mendengar alam bernyanyi
Masya Allah, aku bacanya sampai pelan-pelan karena begitu banyaknya cerita menarik tentang hutan lindung Sungai Wain, tanamannya, danaunya. Bahkan aku baru tahu tentang etlingera balikpapanensis, jahe merah yang hanya ada di Balikpapan dan bahasa latinnya menggunakan nama kota tersebut. Jadi masuk list destinasi misalkan ada rejeki materi dan waktu terbaik, semoga bisa berkunjung kesana. Semoga masyarakat sekitar hutan pun turut menjaga kelestarian hutan dari orang yang membuka tambang secara ilegal, kalo dari infonya kan pemerintah setempat sudah melarang ya
MashaAllah~ Bersemangat selalu untuk menjelajah Hutan. Melihat reels kak Lidha memang luar biasa aktivitasnya. Dan dari alam, manusia bisa selalu belajar. Dari alam juga, manusia mengambil banyak manfaat. Semoga hutan Indonesia tetap terjaga kelestariannya sehingga bisa terus menjadi rumah terbaik bagi flora dan fauna Indonesia yang unik.
Balikpapan kota yg 3x aku kunjungi, kangen kepiting dandito 👍. Semoga hutan kita makin terjaga ya maak sedih denger kalau ada kebakaran hutan. Lagu dengarlah ayam bernyanyi akuuu sukaa banget lho.
MasyaAllah, cantik banget ya alam Balikpapan mbak. Dulu sodara sepupu tinggal di sana, tapi gak kebayang ternyata secantik ini. sekarang mereka sudah kembali ke bogor, jadi gak ada kesempatan ke sana deh, tapi alhamdulillah menikmati keindahan alamnya lewat postingan mbak juga sudah cukupmenggambarkan batapa indahnya alam balikpapan
Wah, jadi penasaran banget semoga IKN cepet jadi. Yang pasti anakku juga bakal pindah ke sana dan kesempatan aku untuk menengok ke sana. Dan bisa mampir ke sini. Sehat2 selalu
Lagunya easy listening bgt
BalasHapusSukaaaaa dgn liriknya jugaaa
Sangat edukatif ya mba
Senangnya masih ada hutan seluas ini di tengah kota. Semoga tetap terjaga ya
BalasHapusAku syukaaa deh dengerin lagu 'Dengar Alam Bernyanyi" ini, easy listening ya.Kita memang wajib menjaga hutan dan alam lingkungan di sekitar kita. Banyaknya ancaman yang melukai hutan akibat ulah tangan manusia ini yang harus diatasi sebaik-baiknya. Bermain ke hutan dan menikmati udara segar alami tentu sebagai stress release terutama bagi orang2 perkotaan.
BalasHapusakkhh pengen banget ke hutan, wangi alami dari tanah basah, dedaunan, pohon dan bunyi hewat hutan. Pernah kepikiran pengen bawa biji-bijian seperti biji alpukat, durian, rambutan yang sisa makan ke hutan lalu kebayang nanti akan tumbuh pohon pohon nya dan berbuah hehe.
BalasHapusWah aku penasaran dg musik yg diolah Tarun Nayar...eh tadi ada link-nya ga? Harus baca ulang kayaknya hahaha..
BalasHapusAku juga penasaran dengan elai..apakah rasa dan baunya mirip durian juga? Di foto, fisik buahnya mirip durian banget yaa...
Aku juga ikut bangga dg komposisib52-48 yg dipertahankan pemkot balikpapan. Seumur hidup aku batu sekali ke BpN..semoga suatu hari bisa kembali dan menikmati hutan2 cantik di sana.
Bener ya dengan ungkapan bila mau jaga aku, maka aku akan menjagamu kembali. Begitu pula dengan hutan Kita, kalau Kita Jaga maka hutan juga akan menjaga Kita. Soalnya kalau hutan banyak ditendang bisa menimbulkan longsor yang merugikan manusia juga
BalasHapusTerharu bacanya dari atas sampai bawah Lidha. Sebagai anak yang lahir dan besar di Kalimantan Timur aku merasakan hutan adalah taman bermain yang menyenangkan, walau orang kota bilang ga tahan dengan nyamuk - becek - bau yang khas dari hutan bahkan ketakutan jika dengar suara tonggeret bersahutan
BalasHapuspadahal untuk orang yang dekat dan tinggal di pinggiran hutan, dekat dengan alam itu menenangkan.
semoga menang yaaa tulisannya baguuus banget, dan semoga niat pemerintah kota Balikpapan untuk memiliki “Hutan Kota Ekosistem Kawasan Tropis Terbesar di Dunia” bisa diwujudkan.
Langsung aku buka spotify mak biar ikut serta untuk mencintai hutan. Di bandung juga banyak hutan apalagi di daerah atas, selain bikin sejuk dan healing, enak juga jadi sarana olahraga dan tempat ngopi yang asyik sambil denger suara tongeret
BalasHapusalam yang indah dan terjaga pada akhirnya akan membuat hidup kita lebih sehat dan lebih menyenangkan juga. Ayo kita jaga bersama
BalasHapusPersoalan hutan dimana2 soal degradasi. Kalo lagi travelling suka sedih liat hutan2 digundulin. huhuu.. aku gak tau udah ada amdalnya atau nggak, tapi sedih gitu liat hutan botak.
BalasHapusAku belum pernah ke Kalimantan dan semoga suatu hari kelak bisa mengunjungi pintu gerbang IKN itu mba. Memang kalau diesbutkan tentang Kalimantan, maka akan identik dengan hutan hujan tropis dan mangrove. Rasanya seneng banget kalau bisa ajak anak-anak jalan2 ke hutan yang masih asri gitu, sambil dengerin Dengar Alam Bernyanyi fav anak2.
BalasHapusaku jadi pengen ikutan adopsi hutan mbak. honestly sedih banget kalo liat bencana banjir dna karhutla terutama di kalimantan karena aku kecil tinggal di kalimantan dan hutan tu udah jadi semacam tempat bermain yg menyenangkan banget. sekarang makin banyak hutan yg dibakar ditebang akhirnya banjir banyak korban. sediih banget deh
BalasHapusSuka sedih sama oknum yang membuang sampah seperti itu di jurang hutan ya mbak. Jujur aku belum pernah ke Kalimantan, kalau jalan jalan ke hutan rasanya senang sekali ya mbak. Kita bisa tahu banyak hal
BalasHapusTerharu banget baca lirik lagunya. Semoga aja makin banyak yang sadar akan pentingnya menjaga hutan kita agar tetap lestari yah, supaya kita semua bisa mendengar alam bernyanyi
BalasHapusMasya Allah, aku bacanya sampai pelan-pelan karena begitu banyaknya cerita menarik tentang hutan lindung Sungai Wain, tanamannya, danaunya. Bahkan aku baru tahu tentang etlingera balikpapanensis, jahe merah yang hanya ada di Balikpapan dan bahasa latinnya menggunakan nama kota tersebut.
BalasHapusJadi masuk list destinasi misalkan ada rejeki materi dan waktu terbaik, semoga bisa berkunjung kesana. Semoga masyarakat sekitar hutan pun turut menjaga kelestarian hutan dari orang yang membuka tambang secara ilegal, kalo dari infonya kan pemerintah setempat sudah melarang ya
Lagunya enak nih Mba. Saya beberapa hari ini denger di soamed. Ringan banget. Tapi bisa kita pakai kalau sedang ke alam.
BalasHapusAku senang sekali mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi ini mbak
BalasHapusLagunya easy listening, maknanya dalam banget
Mengajak kita untuk menjaga alam
Hutan itu luar biasa banget ya manfaatnya bagi kita semua. Bahkan, hasil pangan pun banyak dari hutan.
BalasHapusTugas kita untuk menjaga dan melestarikannya, meskipun akan terasa berat karena gempura pembangunan yang tak kan ada hentinya.
MashaAllah~
BalasHapusBersemangat selalu untuk menjelajah Hutan. Melihat reels kak Lidha memang luar biasa aktivitasnya. Dan dari alam, manusia bisa selalu belajar. Dari alam juga, manusia mengambil banyak manfaat.
Semoga hutan Indonesia tetap terjaga kelestariannya sehingga bisa terus menjadi rumah terbaik bagi flora dan fauna Indonesia yang unik.
Balikpapan kota yg 3x aku kunjungi, kangen kepiting dandito 👍. Semoga hutan kita makin terjaga ya maak sedih denger kalau ada kebakaran hutan. Lagu dengarlah ayam bernyanyi akuuu sukaa banget lho.
BalasHapusMasyaAllah, cantik banget ya alam Balikpapan mbak. Dulu sodara sepupu tinggal di sana, tapi gak kebayang ternyata secantik ini. sekarang mereka sudah kembali ke bogor, jadi gak ada kesempatan ke sana deh, tapi alhamdulillah menikmati keindahan alamnya lewat postingan mbak juga sudah cukupmenggambarkan batapa indahnya alam balikpapan
BalasHapusselama ini aku tahunya balikpapan itu kota minyak lho, mbak. ternyata hutannya banyak yaa dan pastinya harus dijaga kelestariannya
BalasHapusBeneeer. Makanya disuarakan terus hutannya biar gak terlupakan, dan gak jadi mantan, hehehe
HapusWah, jadi penasaran banget semoga IKN cepet jadi. Yang pasti anakku juga bakal pindah ke sana dan kesempatan aku untuk menengok ke sana. Dan bisa mampir ke sini. Sehat2 selalu
BalasHapus